Jawa Pos

Proses Mengukur Mulai Bulan Ini

Pengadaan Tanah Proyek JLLB Berlanjut

-

SURABAYA – Proyek jalur lingkar luar barat (JLLB) dipastikan segera kembali berjalan. Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya telah mengirimka­n surat kepada Kantor Pertanahan Surabaya (KPS) I. Tujuannya, segera melanjutka­n pengukuran lahan yang akan dibebaskan dalam proyek itu.

Hal tersebut diungkapka­n Kasi Pengadaan Tanah KPS I Musleh. Fokus awal tahun ini adalah membebaska­n tanah di daerah Sememi, Benowo. Di daerah itu, cukup banyak lahan warga yang harus dibebaskan. ”Hampir 400 bidang. Tapi, luas tanahnya kecil-kecil, yaitu 1–2 meter,” tuturnya kemarin (12/1).

Setelah pengukuran dan pengadaan tanah di Sememi tuntas, dilanjutka­n ke daerah lainnya. Sebab, proyek JLLB juga melewati Made, Lakarsantr­i, Beringin, Tambak Osowilangu­n, dan Romokalisa­ri. Musleh menyatakan, tanah di kelurahan lain cukup luas. Diharapkan, pembebasan lahan rampung dan pembanguna­n segera dimulai.Pengukuran dilakukan dengan pendekatan appraisal. Nilai ganti rugi dihitung per persil.

Sementara itu, jalur yang akan

menghubung­kan JLLB dengan pintu masuk Pelabuhan Teluk Lamong memasuki tahap pengukuran tanah. Camat Benowo Muslich Hariadi menyampaik­an, penetapan lokasi (penlok) pembanguna­n jalur dari gubernur terbit tahun lalu. Separo dari jalur tersebut bakal berupa jembatan layang di Jalan Raya Tambak Osowilangu­n dan jalan tol Surabaya–Gresik. ”Sejauh ini berjalan lancar,” katanya.

Dia menambahka­n, warga terdampak JLLB diberi sosialisas­i sejak akhir tahun lalu. Warga disurati, lantas diundang dalam pertemuan. Mereka diberi pemahaman tentang penetapan lokasi pembanguna­n dan dampaknya.

Bulan ini petugas mengukur tanah dan ditargetka­n selesai akhir bulan. ”Nanti kalau pengukuran­nya selesai, masyarakat kembali diundang untuk sosialisas­i ulang,” terangnya. Sosialisas­i itu dijadwalka­n bulan depan.

Bila ditotal, jalan sekaligus jembatan layang sepanjang 2,4 kilometer membentang dari pintu masuk Teluk Lamong hingga JLLB di kawasan Tambak Osowilangu­n.

Ayah tiga anak itu menyatakan, JLLB sebenarnya merupakan proyek bersama. Jika JLLB melintas di lahan pemkot, pemkot melakukan pembanguna­n. Hal yang sama terjadi bila jalur tersebut melintas di atas lahan swasta atau badan usaha milik daerah (BUMD). ”Karena sebagian jembatan layang ini berdiri di lahan Pelindo III, pembanguna­nnya akan dibantu Pelindo,” paparnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia