Berusia Lebih dari 5 Abad, Air Tetap Bersih
Ketika Masyarakat Kota Wali Bersih-Bersih Telaga Buatan Sunan Giri
Masyarakat Kota Wali benar-benar menghargai jasa ulama leluhurnya. Melihat Telaga Pegat yang penuh enceng gondok, mereka ramai-ramai membersihkannya.
CHUSNUL CAHYADI
SUASANA sekitar Telaga Pegat begitu ramai kemarin (12/1). Anggota TNI, Polri, pol PP, sampai personel BPBD bersama masyarakat membersihkan danau tersebut. Semua kompak. Telaga Pegat disebut-sebut berusia 545 tahun. Konon, itulah telaga pertama yang dibuat Sunan Giri. Karena itu, lokasi tersebut dinilai sangat bersejarah bagi Kabupaten Gresik. Kemarin ratusan warga dari empat desa di Kecamatan Kebomas bergerak membersihkannya.
Selama empat jam sejak pukul 07.00, mereka membersihkan enceng gondok dan kangkung. Hampir seluruh telaga tertutup oleh dua tanaman itu. Padahal, luasnya sekitar setengah lapangan bola. ’’Sudah sepuluh kontainer, sampah belum habis,’’ ujar Dandim 0817 Gresik Letkol Kav Widodo Pujianto.
Dia memimpin sendiri pasukannya yang berjumlah satu SSK (satuan setingkat kompi) atau sekitar seratus personel. Mereka menyebar ke Telaga Pegat yang ada di empat desa. Yakni, Kawisanyar, Sidomukti, Ngargosari, dan Giri. Ada yang menggunakan arit, sekop, dan sebagainya. Dua perahu karet milik BPBD Gresik dikerahkan untuk menggiring enceng gondok dan kangkung.
Meski berusia lebih dari 5 abad, telaga itu tetap dimanfaatkan masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan air. Minum, mandi, juga mencuci. Air telaga tidak pernah kering. Telaga Pegat dibangun Sunan Giri pada 1743.
Konon, ratusan santri ikut membangun telaga tersebut. Namun, konsumsi makanan yang di- sediakan hanya satu bakul. Yang ajaib, nasi itu tidak pernah habis sampai pembuatan telaga selesai. Telaga Pegat dibagi dua bagian, untuk laki-laki dan perempuan.
Pada 17 Agustus 1955, bupati Soerabaja melakukan peletakan batu pertama pembangunan plengsengan telaga. Pada 1977 atau 22 tahun kemudian, dilakukan perbaikan. Sejak 1977 hingga sekarang, Telaga Pegat belum mendapatkan perbaikan fisik lagi. Pemeliharaan sebatas pengecatan tembok penutup telaga.
Camat Kebomas Sutrisno menambahkan, aksi Jumat Bersih kemarin bertujuan menjaga situs telaga yang dibangun Sunan Giri atau Joko Samudro atau Maulana Ainul Yaqin tersebut. Memang yang paling banyak memanfaatkan air telaga adalah warga Desa Giri. ’’Tapi, karena peduli, masyarakat tiga kelurahan lain ikut gotong royong,’’ katanya.