Pacu Jiwa Entrepreneur Segala Sektor
SURABAYA – Halaman Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tampak ramai kemarin (12/1). Ada 100 stan yang berjajar rapi dan dihias dengan berbagai ornamen. Isinya berbagai produk inovasi mahasiswa.
Kelompok-kelompok mahasiswa terlihat semangat berjualan dengan kreasi masing-masing. Ada yang mendekorasi stan dengan warnawarni balon, ada pula yang semangat menyanyikan yel-yel untuk menarik perhatian pengunjung. Itu adalah serangkaian acara Entrepreneur Plus (Enplus) Festival 2018.
Rupa-rupa produk yang diperjualbelikan. Di antaranya, pakaian, makanan ringan maupun makanan berat, minuman, dan aplikasi. Salah satu mahasiswa yang mengikuti festival itu adalah Anting Malika. Dia bersama dua temannya, Resya Dwi Safitri dan Nadia Halimatur, berjualan risoles roti tawar. ”Kulitnya kami buat dari roti tawar. Jadi lebih tebal dan empuk,” ujar Anting.
Mereka menjualnya Rp 2.500 per buah. Penganan tersebut sebenarnya dipersiapkan oleh tiga sekawan mahasiswa D-4 analisis kesehatan itu sejak jauh-jauh hari. Mereka melakukan uji coba berkali-kali sampai menghasilkan makanan yang enak dikonsumsi. ”Idenya dari suka makan bareng,” sahut Resya.
Setelah berhasil, mereka optimistis mendaftarkan diri untuk turut serta dalam festival yang memasuki tahun kedua itu. Selain Resya dkk, produk yang tak kalah menarik perhatian adalah milik mahasiswa S-1 jurusan keperawatan. Mereka adalah Yuliantika Sarasniawati, Nia Pratiwi, Ghifatun Nurjannatus, dan Nur Firdaus.
Empat perempuan itu membuat inovasi Binasa, yaitu Biskuit Nanas Sehat. ”Kami tambahkan nanas sebagai isian lapisan biskuit,” ungkap Yuliantika. Mereka menjualnya Rp 10 ribu untuk satu bungkus.
Menurut mereka, nanas memiliki kandungan yang bagus untuk kesehatan tubuh. Juga buah favorit mereka. Karena itulah, Yuliantika dkk menggunakan nanas sebagai bahan utama. Mereka melakukan uji coba sejak satu bulan terakhir. Tentunya tidak langsung berhasil. Namun, hal tersebut tidak membuat mereka menyerah. Satu kali gagal, mencoba kembali sampai berhasil. ”Kami sudah coba jual ke teman- teman sekalian minta saran untuk selanjutnya,” terangnya.
Rektor Unusa Prof Dr Ir Achmad Jazidie MEng menjelaskan, festival itu sengaja diselenggarakan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship mahasiswa. ”Tidak peduli dari jurusan apa saja. Mereka dapat mengembangkan produk bisnis. Harus ada gebrakan baru,” jelas Jazidie.
Kegiatan itu tidak hanya mengajarkan mahasiswa untuk mencari keuntungan. Namun, juga bisa melatih kejujuran. Sebenarnya, seluruh mahasiswa memiliki peluang yang sama untuk mengikuti festival entrepreneur tersebut. Mereka dapat mengirimkan proposal. Setelah itu, pihak universitas menyeleksi proposal yang masuk. ”Seratus stan yang terbaik bisa tampil di sini,” ungkapnya.