Cashless Generation
WELCOME to the digital era! Kini segala aspek kehidupan memanfaatkan perkembangan teknologi. Nggak terkecuali jual beli. Keberadaan uang fisik yang sejak dulu memegang peran penting sebagai alat pembayaran perlahan tergeser dengan sistem e-payment. Segala transaksi pembayaran lebih mudah dilakukan tanpa perlu bingung lagi menyediakan uang fisik. Finally, masyarakat sekarang pun dikenal sebagai generasi cashless. From Cash to Cashless
Gaya hidup konsumtif yang serba
technology-oriented menjadi salah satu penyebab sistem tersebut dikenal masyarakat Indonesia. Selain itu, negara kita mulai sadar untuk berkiblat pada negara-negara maju dalam menerapkan
cashless pada berbagai transaksi. Misalnya, Singapura yang memiliki
smartcard Ez-Link untuk membayar transportasi umum seperti mass rapid transit (MRT), monorail, hingga bus.
Tren e-payment juga terjadi karena dorongan fraud atau tindak kejahatan dalam transaksi tunai. ’’Kemunculan
cashless akan mendorong efisiensi ekonomi. Jadi, tak perlu lagi ada effort untuk menghitung uang hingga meragukan kepalsuan uang. Dari segi keamanan juga terjamin karena saldo hanya berpindah dari satu akun ke akun lain,’’ ujar Rossanto Dwi Handoyo PhD, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
E-Payment Nowadays!
Bukan hanya pelaku ekonomi seperti bank yang menawarkan kemudahan tersebut. Para penggelut digital start-up
juga memanfaatkan hal itu. Misalnya, penyedia jasa transportasi online Go-Jek dengan sistem Go-Pay miliknya. Lalu, ada Tokopedia denga TokoCash mereka. Media sosial juga nggak mau kalah. Yang terbaru, di Amerika, Facebook
memberikan kemudahan transfer antarbank lewat Facebook Messenger.
Nah, di Indonesia pemerintah turut mendukung sistem tersebut melalui kebijakan smartcard seperti kartu Indonesia sejahtera (KIS) dan Program Keluarga Harapan. ’’Itu menjadi solusi pada permasalahan terdahulu saat bantuan langsung tunai (BLT) tidak bisa tersebar secara maksimal ketika diberikan secara cash. Dengan begitu, mau tidak mau masyarakat sekarang harus lebih melek teknologi,’’ ujar Rossanto.
Akankah Mengubah Sistem?
Lalu, bagaimana di masa depan? Apakah mempengaruhi sistem perbankan dan peredaran uang? ’’Dengan mayoritas masyarakat berada di kalangan menengah ke atas, intelektual yang tinggi, dan pendapatan yang makin meningkat, aktivitas e-payment tentu meningkat pesat. Dengan demikian, salah satu jenis pekerjaan yang akan berkurang adalah perbankan,’’ jelas Rossanto.
Meskipun dari segi pekerjaannya berkurang, menurut Rossanto, dunia perbankan tetap menguasai lini perekonomian. ’’Peredaran uang tetap sama, tetapi transaksi offline akan berkurang. Digital start-up berpotensi menguasi perekonomian, tapi sangat minor. Sebab, bentuk e-payment milik perbankan lebih universal dan bisa digunakan di banyak merchant. Kecuali pelaku digital start-up juga terus melakukan pengembangan,’’ ucapnya.