Ada Yang Terbiasa, Ada Yang Coba-Coba
PARA pelaku pesta seks gay di Cipanas memberikan pengakuan berbeda-beda ketika ditanya tentang perilaku mereka. AGW, 50, mengaku melakukan hubungan seks sesama jenis sejak masih duduk di bangku SMA di Bali.
Awalnya, dia menjadi korban teman laki-lakinya. Lama-kelamaan, perilaku seksnya pun mengarah ke seks sesama jenis. Bahkan, meski sudah beristri dan memiliki tiga anak, dia tetap melakukan seks sesama jenis.
DA, 16, mengaku awalnya hanya mencari teman lewat aplikasi Blued. Dia mengakses aplikasi tersebut selama sepekan tanpa tahu bahwa aplikasi itu untuk komuntias gay. Setelah mendapatkan teman dan nomor telepon, dia berkomunikasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
”Aktifnya selama empat hari, selanjutnya saya jarang pakai,” ujarnya. Sepekan setelah diinstal, DA mengaku langsung menghapus aplikasi Blued dari ponselnya. ”Awalnya hanya ingin cari teman. Saya juga tidak ikut pesta seks, hanya dipaksa melepas pakaian saat berkumpul itu,” ungkapnya.
Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku miris mendapatkan informasi ada pesta seks menyimpaang di Cianjur. Termasuk dengan digunakannya aplikasi percakapan untuk kaum gay. Dia bakal menyurati Kementerian Kominfo agar untuk segera memblokir aplikasi tersebut.
Dia juga mendorong aplikasi serupa turut diblokir. Apalagi, berdasar pencarian di PlayStore, ternyata banyak aplikasi serupa. Di antaranya, Romeo, Lollipop, Kencan dan Obrolan Gay, Grizzly, serta Daggyhunt.