Aksesori Unik dari Limbah Kayu
Achmad Aridho, Kuymen
Berbekal passion di bidang seni, Achmad Aridho menggeluti bisnis dengan memanfaatkan limbah kayu. Dia pun menggabungkan seni lukis realisme dengan lettering pada produknya.
HOBI melukis mengantarkan Achmad Aridho untuk menekuni bisnis aksesori dengan memanfaatkan limbah kayu. Hal tersebut bermula sejak dia memutuskan bekerja freelance pada 2015. Yakni, membuat mural dan artwork design. ’’Dua tahun saya kerja seperti itu sekaligus lebih mengasah kemampuan di bidang art ini,’’ jelas Idho, sapaan Achmad Aridho.
Hingga pada awal 2017, dia berkunjung ke tempat temannya. Di sana Idho melihat limbah kayu yang sangat banyak. Spontan, tercetus ide untuk membuat produk berbahan dasar limbah kayu. Dia berpandangan selama ini limbah kayu jarang dilirik untuk bisa didaur ulang.
Januari 2017, lahirlah usaha Idho yang diberi nama Kuymen. Konsep dasarnya adalah memanfaatkan limbah kayu menjadi sebuah produk aksesori yang bisa dipakai sehari-hari. ’’Semua
handmade. Pengerjaannya tidak ada yang pakai mesin,’’ tuturnya. Jenis produknya, antara lain,
sketchbook, notebook, pin, gantungan kunci, hiasan meja, pouch,
dan sling bag.
Idho menuturkan, Kuymen berasal dari dua kata, kuy dan men. Kuy artinya ajakan, kebalikan dari kata ’’yuk’’. Men artinya temen (teman). ’’Maksudnya adalah mengajak teman untuk menikmati sebuah karya yang diciptakan secara handmade dan dilakukan dengan sepenuh hati,’’ ungkapnya.
Sampai saat ini,
Idho bekerja sama dengan temannya untuk mendapatkan suplai limbah kayu. Per kilo limbah kayu dijual dengan harga sekitar Rp 20 ribu, bergantung ukuran kayunya. ’’Jumlah kayu yang saya beli tidak tentu, bergantung pada bulan tersebut saya mau produksi apa,’’ katanya. ’’Tidak semua limbah kayu saya gunakan. Saya pilih kayu yang benar-benar masih bagus,’’ lanjutnya.
Setelah dilempar ke pasar pada awal 2017, Idho menilai res_ponsnya cukup memuaskan. Pembeli terbanyak berasal dari Jogjakarta, Semarang, dan Medan. Produkproduk Kuymen dibanderol dengan harga Rp 20 ribu–Rp 195 ribu. Yang paling mahal adalah produk tas dan sketchbook. 190 ribu per buah. ’’Keunikan Kuymen adalah dibuat dengan proses manual dan memiliki tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Semua prosesnya saya kerjakan sendiri. Mulai memotong kayu, merangkai, sampai melukisnya,’’ jelasnya.
Idho memadukan aliran lukis realisme dengan seni lettering pada produk Kyumen. ’’Realisme adalah menggambar sebuah ilustrasi. Kalau lettering adalah menggambar huruf,’’ kata pria kelahiran 1993 tersebut.
Idho menuturkan, aktivitas yang saat ini digelutinya sedikit melenceng dari latar belakangnya dulu. Saat duduk di bangku SMKN 2 Surabaya, dia mengambil jurusan otomotif. Sebenarnya, dia sempat ingin sekolah di jurusan DKV (desain komunikasi visual). Hanya, dia telat mendaftar. Akhirnya, oleh kakaknya, dia disarankan untuk masuk jurusan otomotif.