Jawa Pos

Gerombolan Monyet Resahkan Petani

-

TULUNGAGUN­G – Warga Desa Kedungcang­kring, Kecamatan Pagerwojo, geram dengan ulah monyet liar yang merusak tanaman mereka. Jagung dan kacang hijau menjadi sasaran utama.

Tak ingin monyet terus mengincar tanaman di lahan pertanian warga setempat, kemarin (14/1) dilakukan pengusiran paksa terhadap hewan pengganggu itu. Diperkirak­an, monyet muncul sejak dua tahun silam. Namun, dalam sebulan terakhir, warga dibuat resah. Tanaman yang buahnya di dalam tanah seperti ketela dan kacang tanah juga tak luput jadi sasaran.

Salah seorang petani setempat, Juli, mengungkap­kan, ratusan monyet kerap merusak dan memakan tanaman jagung miliknya. Dia kerap memergoki kawanan monyet sedang makan tanaman miliknya. ”Beberapa kali saya melihat dengan mata kepala sendiri ada monyet. Ketika ditinggal, tak berselang lama, tanaman sudah ludes,” katanya.

Menurut Juli, monyet beraksi pada pagi atau sore saat petani tidak di ladang. Sebab, kalau pagi, petani belum datang dan sore sudah pulang. ’’Waktu siang hari, ketika ditinggal pulang makan, kembali lagi ke ladang, tanaman jagung sudah lenyap,” ujarnya.

Pria 26 tahun itu mengaku, jagung miliknya beserta petani lain yang berusia sekitar dua bulan dan siap dipanen sudah habis. ’’Monyet suka jagung yang masih muda,” katanya.

Hal senada diungkapka­n petani lainnya, Kasiran. Menurut dia, monyet beraksi dengan bergerombo­l. Jagung dan jenis kacang-kacangan yang paling disukai. ’’Monyet kalau diusir dengan orang satu saja tidak bakal mempan,” ujarnya.

Kepala Dusun Krajan, Desa Kadungcang­kring, Agus Hardian membenarka­n terdapat ratusan kera dengan jenis yang berbeda-beda. Menurut dia, monyet berasal dari balik gunung, yakni daerah pegunungan Sidem, Kecamatan Gondang. ’’Warga sekitar juga sudah membuktika­n bahwa datangnya monyet belum lama, tetapi akhir-akhir ini meresahkan. Ternyata datangnya dari hutan sebelah yang gundul,” ujarnya.

Agus menambahka­n, untuk langkah pengusiran yang dilakukan hari ini (kemarin), belum ditemukan monyet yang meresahkan tersebut. Turunnya monyet hanya sewaktu-waktu. ’’Sebab, kami tidak mengetahui kapan monyet beraksi. Kalau kita tunggu-tunggu, justru monyet tidak keluar. Kalau kita biarkan, monyet turun,” ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia