Loko Kuno Jadi Tempat Pelesir
SURABAYA – Deretan gerbong tua menarik perhatian Sani Hidayati. Dia pun mengajak dua buah hatinya berkunjung ke Dipo Induk Sidotopo, Simokerto, kemarin (14/1). Tampaknya, anak-anaknya suka. Sani, Muhammad Raka, dan Muhammad Zaki Rehansyah terlihat menikmati wahana rekreasi murah meriah itu.
’’Mereka memang suka banget kereta api. Saat mendengar suaranya, anak saya langsung berteriak,’’ ujar Sani, lantas tersenyum. Raka dan Zaki tampak riang. Kakak beradik itu bercanda sembari memanjat dan berlari-lari kecil di atas lokomotif D 30149. Kebetulan lokasinya berada di depan pintu masuk Dipo Induk Sidotopo.
Lokomotif D 30149 memang sudah usang. Namun, kepala kereta itu masih menjadi perhatian. Lokomotif tersebut pun jadi sasaran selfie. ’’Kata anak saya, bentuknya lucu. Mirip di filmfilm,’’ ungkap Sani semringah.
Saat ini arus transportasi di kawasan Dipo Induk Sidotopo memang terus menurun. Luas dipo terus berkurang karena tergeser perkampungan penduduk. Beberapa sudut terkesan kurang terawat. Padahal, lokasi itu jadi bukti kejayaan kereta api di Kota Pahlawan. Konon, Dipo Induk Sidotopo adalah bengkel kereta terbesar di Jawa. Saat ini sisa-sisa gerbong tua masih banyak.
’’Sebenarnya ada larangan berfoto di kawasan dipo. Namun, kami tidak bisa keras melarang,’’ ungkap Herianto, salah satu petugas. Dia menyebutkan, lokomotif tua sering dikunjungi para remaja. Mereka diawasi agar tidak masuk. Pengunjung hanya boleh berada di depan pintu.
Larangan itu bukan tanpa alasan. Saat ini Dipo Induk Sidotopo masih tercatat aktif. Di lokasi masih ada perbaikan. Gerbong kereta rusak masih sering dibawa ke lokasi tersebut.