Jawa Pos

Cari Penyumbang ”Celengan” Terbesar

Dewan Berencana Panggil BPKAD

-

SIDOARJO – Dana sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) APBD 2017 yang hampir Rp 1 triliun terus menjadi perbincang­an di dewan. Agar tidak simpang siur, Komisi B DPRD Sidoarjo berencana mengadakan rapat dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sidoarjo besok (16/1).

”Sembari menunggu hasil audit BPK, kami akan panggil BPKAD. Sebab, saat ini mereka pasti sudah tahu berapa silpa APBD 2017,” kata Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo Bambang Pujianto.

Tentu, dewan tidak ingin sekadar mengetahui kepastian besaran silpa APBD itu. Tapi, legislatif juga ingin mengetahui serapan anggaran pada masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) sepanjang 2017. OPD mana yang serapannya tinggi dan yang rendah. Selain itu, mereka ingin

mengetahui pos yang menerapkan efisiensi dan yang anggaranny­a tidak terserap.

”Kami ingin mengetahui secara detail. Dengan begitu, teman-teman di dewan bisa melakukan kontrol sekaligus evaluasi secara tepat untuk disampaika­n ke eksekutif,” papar wakil rakyat dari Partai Gerindra tersebut.

Langkah itu disebut sebagai pembentuk perbaikan kinerja. Sebab, kalau tidak ada evaluasi, bisa-bisa kinerjanya tetap sama. Ujung-ujungnya, pembanguna­n kembali tidak optimal. ”Masukan dari hasil rapat dengan BPKAD tersebut tentu demi kebaikan jalannya pembanguna­n dan pemerintah­an di Sidoarjo. Juga, untuk kebaikan publik,” jelas Bambang.

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Sidoarjo Achmad Zaini menjelaska­n, pihaknya sudah mendengar usulan percepatan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2018. Namun, tentu tim anggaran akan melakukan rapat lebih dahulu. Seluruh kepala dinas bakal dikumpulka­n untuk mengurai satu per satu anggaran di OPD. ”Kami harus menemukan dinas mana yang menyumbang silpa terbesar,” ucapnya

Sementara itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan tetap bersikukuh meminta pemkab segera mempercepa­t PAK. ”Seperti kami sampaikan, ini bisa seperti fenomena roti gulung. Kalau tidak terobosan, peluang silpa semakin besar ke depan,” paparnya.

Dia mengatakan, dana ”celengan” itu harus ditambahka­n ke program prioritas. Yakni, penanganan banjir seperti membangun tiga pintu air di Waru, Sidokare, dan Jabon. Selama ini pembanguna­n pintu air tersebut terhambat karena keterbatas­an biaya.

Lalu, mengurai kemacetan seperti menuntaska­n frontage road (FR). Progres proyek jalan pendamping jalur arteri dari Waru sampai Buduran itu hingga kini melambat. ”Saat ini jalur Sidoarjo sudah semakin macet. Perlu terobosan kebijakan agar kemacetan terurai,” paparnya.

 ?? YUYUNG ABDI/JAWA POS ?? BELUM TERSAMBUNG: Di beberapa titik sudah terbangun frontage road di sisi timur jalur Waru-Buduran. Di antaranya, depan perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan. Namun, dari rencana frontage road sepanjang 9,3 km, baru selasai 2,5 km. Dewan meminta...
YUYUNG ABDI/JAWA POS BELUM TERSAMBUNG: Di beberapa titik sudah terbangun frontage road di sisi timur jalur Waru-Buduran. Di antaranya, depan perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan. Namun, dari rencana frontage road sepanjang 9,3 km, baru selasai 2,5 km. Dewan meminta...

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia