Jawa Pos

Ibu-Ibu Heboh Virus Radiasi Ponsel

-

GRUP WhatsApp ibu-ibu, terutama yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya, sepanjang hari kemarin (18/1) heboh. Penyebabny­a, muncul informasi yang disertai sebuah foto anak tergolek lemah di rumah sakit. Anak tersebut disebut menderita penyakit yang disebabkan virus radiasi ponsel.

’’Innalillah­i, seorang anak laki-laki 9 tahun hari ini kritis masuk ruang ICU RSI Jemursari terkena virus radiasi hp. Sejenis virus berasal dari Jepang dan ini pertama di Jawa Timur.’’ Begitu bunyi penggalan pesan yang beredar. Anak dalam foto itu disebut di daerah Gabung Sedati Gede. Saat ini mengalami lumpuh dan sesak dada.

Pesan itu juga disertai imbauan untuk melindungi anak-anak dari dahsyatnya pengaruh buruk telepon seluler. ’’Anak menangis itu biasa. Banyak cara untuk membujuk anak kita agar tidak ketagihan main hp. Tapi kalau kita menangis karena anak-anak kita, itu luar biasa,’’ tulis sang pembuat pesan.

Banyak yang percaya begitu saja terhadap pesan itu. Namun, tidak sedikit masyarakat yang ragu, kemudian menghubung­i Jawa Pos. Mereka menanyakan apakah informasi tersebut hoax atau bukan. Jawa Pos pun langsung menghubung­i Rumah Sakit Islam (RSI) yang namanya disebut di pesan tersebut.

Sekitar pukul 15.00, pihak RSI merespons hal tersebut dengan membuat pengumuman di fanspage Facebook mereka. Ternyata anak sakit dalam foto yang beredar tersebut memang pernah menjalani perawatan di RSI. Tetapi, informasi tentang penyakitny­a yang keliru. Menurut RSI Jemursari, anak tersebut tidak menderita penyakit yang disebabkan virus radiasi ponsel, yang disebut berasal dari Jepang.

’’Kondisi pasien tersebut sekarang membaik setelah dirawat tingkat lanjut di RSUD dr Soetomo,’’ tulis admin akun Facebook RSI Jemursari. Foto anak yang disebar juga bukan keadaan ketika dirawat di RSI Jemursari.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, pihak RSUD dr Soetomo menyatakan bahwa anak sakit dalam foto itu bukan karena virus radiasi ponsel. Saat ini dia mendapat penanganan di Unit Pediatric Intensive Care Unit (PICU) IRNA Anak. ’’Itu GBS atau GuillainBa­rre syndrome,’’ ujar dr Harsono, direktur RSUD dr Soetomo.

Dikutip dari sebuah artikel di situs Kementeria­n Kesehatan, GBS merupakan kumpulan gejala kelemahan pada anggota gerak. Kadang-kadang terasa sedikit kesemutan pada lengan atau tungkai. Penyakit tersebut juga menyebabka­n menurunnya refleks. Jika terjangkit GBS, kelumpuhan bisa terjadi pada otot-otot penggerak bola mata. Akibantya, penderita melihat satu objek menjadi dua.

GBS terermasuk penyakit autoimun langka yang terjadi hanya pada satu atau dua kasus per 100.000 di dunia setiap tahun.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia