Jawa Pos

Subsidi BBM Terancam Bengkak

-

Tren harga minyak mentah sedang menanjak. Namun, setidaknya hingga kuartal pertama tahun ini, pemerintah mengambil kebijakan untuk tidak menaikkan harga BBM. Jika anggaran subsidi tak ditambah, beban keuangan ada pada Pertamina.

JAKARTA – Harga minyak mentah dunia WTI per 18 November 2018 telah mencapai level USD 64,11 per barel. Sedangkan harga pengiriman Brent telah menembus USD 69,45 per barel. Sementara itu, asumsi minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2018 sebesar USD 48 per barel.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Yudha menyatakan, dalam APBN 2018 disebutkan, sesuai dengan stress test, kenaikan ICP sebesar USD 20 per barel akan menambah beban APBN Rp 11,12 triliun.

’’Jadi, kenaikan harga minyak sebesar USD 1 per barel saja bisa memberikan akibat terhadap kenaikan subsidi. Walaupun, peningkata­n harga minyak dunia USD 1 per barel bisa memberikan surplus Rp 0,9 sampai Rp 1 triliun,’’ ujarnya saat rapat dengar pendapat dengan pemerintah di DPR kemarin (18/1).

Pemerintah berusaha tidak menaikkan harga energi untuk menjaga daya beli masyarakat. ’’Konsekuens­i kenaikan tersebut menyebabka­n bengkaknya subsidi BBM dan mengganggu kinerja PT Pertamina,’’ ungkapnya.

Lebih jauh, hal tersebut juga bisa memengaruh­i investasi Pertamina pada tahun mendatang. Sebab, Pertamina harus menanggung selisih antara harga pembelian minyak dan harga jual untuk solar maupun premium yang harganya ditetapkan pemerintah.

Untuk itu, DPR mendesak pemerintah untuk membuat kebijakan fiskal yang tidak merugikan Pertamina. Pada 2017 Pertamina sudah harus membeli minyak mentah seharga USD 56,51 per barel. Total impor BBM yang dilakukan Pertamina tahun lalu mencapai 125 juta barel. Padahal, asumsi ICP dalam APBN 2017 masih USD 48 per barel dan ICP sepanjang 2017 telah menembus USD 51,17 juta.

Pada Desember tahun lalu dengan ICP sebesar USD 49 per barel, harga premium penugasan ditetapkan Rp 6.450 per liter, sedangkan harga formula bisa mencapai Rp 7.350 per liter. Dengan demikian, selisih harga yang harus ditanggung Pertamina sebesar Rp 900 per liter. Sedangkan untuk ICP yang sama untuk solar ditetapkan Rp 5.150 per liter. Harga formula untuk solar mencapai Rp 6.700 per liter.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik menyatakan, selama ini harga BBM di Indonesia termasuk cukup rendah jika dibandingk­an dengan negara lain.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia