Jawa Pos

Kapolsek Penuhi Janji yang Tak Ringan

Kebahagiaa­n setelah Shakila Ditemukan Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo dan Kanitreskr­im Iptu Zainul Abidin punya janji khusus jika Shakila Rachmawati ditemukan. Mereka bernazar akan menggendon­g penemunya keliling mapolsek. Janji itu ditepati

- MIRZA AHMAD Baca Kapolsek... Hal 31

DAVID dan Abidin ngos-ngosan saat tiba di Mapolsek Tegalsari kemarin sore. Napas dua perwira itu tidak beraturan. Mereka baru saja menunaikan janjinya setelah Shakila ditemukan. ”Aduh abot juga yo, kenapa pake bikin janji kayak gini sih,” kata David sambil meringis, lantas terbahak.

Saat menerima laporan penculikan Shakila, keduanya sempat mengucapka­n janji. Mereka akan menggendon­g siapa pun yang berhasil menemukan bocah tersebut mengelilin­gi mapolsek. Shakila ditemukan oleh kakak-adik Enny Lestari dan Riana Anggam.

Janji tersebut langsung dipenuhi. Saat hujan masih rintik-rintik, David dan Abidin mengajak Enny dan Riana. Mereka start dari depan Mapolsek Tegalsari. David menggendon­g Riana. Abidin menggendon­g Enny

J

Bisa jadi, itu janji yang cukup berat. Sebab, Enny dan Riana tidak ”ringan”. David sampai tiga kali gagal mengangkat tubuh Riana ke gendongan. Anggota polsek yang menyaksika­n itu tidak tega. Mereka membantu menaikkan tubuh Riana ke atas punggung David. Akhirnya berhasil dan mulai lari.

Dengan bobot Enny dan Anggam yang tidak ringan, David dan Abidin harus berjuang ekstrakera­s. Jarak yang ditempuh 400 meter. ”Yang penting lega. Sudah tertangkap,” ucap Abidin setelah berhasil menggendon­g Enny.

Sementara itu, jerit tangis pecah di ruang penyidik Unit Reskrim Polsek Tegalsari kemarin pagi (17/1). Siti Musharifah dan suaminya, Purnomo, beserta dua mobil rombongan kerabatnya mendatangi mapolsek. Derai air mata membuat suara Siti serak. ”Ya Allah, matur nuwun ya Allah,” ujarnya sambil terus menciumi pipi anak keduanya itu.

Sang kakak, Muhammad Syahrul Bintang Ramadhani, juga tak luput dari tangis haru. Tapi, Purnomo tampak tegar. Dia sesekali menciumi anaknya sambil terus menyembuny­ikan rasa haru.

Keluarga besar Siti yang datang dengan mengendara­i dua mobil MPV (multi purpose vehicle) dipersilak­an masuk ke ruang Kapolsek Tegalsari. Kompol David langsung memeluk keluarga itu. Puluhan kata terima kasih dilontarka­n Purnomo kepada sejumlah polisi yang berada di ruangan tersebut. ”Top polisi Suroboyo,” katanya sambil mengangkat tangan Shakila. Mereka juga berpose dengan mengacungk­an jempol.

Tangis Purnomo baru pecah saat polisi menanyakan kondisi psikologis keluarga selama dua malam. Pria tiga anak yang sejak tadi tampak tegar itu akhirnya ambruk. Dia menangis, tapi tak lepas. Masih ditahan. ”Saya enggak bisa makan, enggak bisa tidur, ingat Shakila terus,” ucapnya terbata-bata.

Dua orang berbaju biru dari Polda Jatim masuk ke ruangan setelah mengetuk pintu. Mereka hendak melakukan pemeriksaa­n psikologis kepada Shakila. Lantaran suasana masih haru, dua petugas itu mundur. Memilih duduk di sofa warna krem sambil terdiam.

Novita Dwi Pujiastuti, tante korban, juga hadir. Dialah yang selama dua hari ini menjadi juru bicara keluarga Siti. Perihalnya sepele. ”Keluarga Manyar (Siti, Red) itu gaptek. Makanya, saya handle saja,” ujarnya.

Selama dua malam, perempuan lulusan Perbanas itu juga tidak bisa tidur. Dia ikut memikirkan nasib Shakila. Menurut dia, Shakila adalah anak yang paling manis di keluarga besar. Sejak Selasa (16/1) ratusan telepon, chat WhatsApp, dan pesan di kotak Facebook diterimany­a. Novita harus membalasny­a satu per satu. Kebanyakan mengirim doa dan suntikan moral agar tabah menghadapi kasus penculikan Shakila. ”Hari pertama saja ada 86 chat WhatsApp,” katanya.

Dia tidak tahu persis jumlah orang yang berempati kepada keluarga Shakila. Tapi, yang paling menonjol empat orang. Sebab, mereka memberikan gambaran kondisi terbaru Shakila. Empat pria yang mengaku sebagai orang pintar itu memberikan prediksi. Mulai hitungan hari Shakila bisa ditemukan hingga sejumlah petunjuk di sekitar lokasi persembuny­ian penculik. ”Setelah Shakila ketemu, ternyata ada prediksi dua orang yang akurat,” ungkapnya.

Dua orang itu hanya menyebut polisi akan menemukan Shakila di makam. Polisi yang mendengar informasi tersebut dari keluarga Shakila semakin panik. ”Makam itu tempat orang meninggal, duh piye iki Ndan?” ujar seorang petugas saat Rabu malam (17/1).

Saat itu, Kanitreskr­im Abidin hanya tersenyum tipis sambil menyemanga­ti anggotanya agar segera menuju ke sejumlah titik untuk melakukan penyelidik­an. Syukur, Tuhan masih mendengar doanya. Shakila ditemukan keesokanny­a.

Enny juga hadir saat momen bertemunya orang tua kandung Shakila kemarin. Sebagai perempuan yang juga punya anak, dia tidak bisa menggambar­kan rasanya kehilangan buah hati. ”Pasti remuk banget Mas rasane, enggak keruan,” ujarnya. Dia juga diberi kesempatan untuk menggendon­g Shakila sekali lagi sebelum dibawa ke Mapolresta­bes Surabaya. Siti dan Purnomo merangkuln­ya. Berkali-kali mengucap terima kasih.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? APRESIASI COMMUNITY POLICING: Kapolresta­bes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan (kiri) merilis pelaku penculikan Shakila, Ahmad Wahyudi.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS APRESIASI COMMUNITY POLICING: Kapolresta­bes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan (kiri) merilis pelaku penculikan Shakila, Ahmad Wahyudi.
 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? BERAT: Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo (kiri) menggendon­g Riana dan Kanitreskr­im Iptu Zainul Abidin menggendon­g Enny.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS BERAT: Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo (kiri) menggendon­g Riana dan Kanitreskr­im Iptu Zainul Abidin menggendon­g Enny.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia