Jawa Pos

ORI Jatim Ungkap Hasil Investigas­i BPJS Kesehatan

-

SURABAYA – Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan Jatim kembali menerima laporan yang terkait dengan bidang kesehatan di Surabaya. Sejumlah warga mengadukan pelayanan BPJS Kesehatan di rumah sakit Surabaya yang dianggap berbelit.

Salah seorang pelapor, Nicolas Handybiant­oro, menyatakan bahwa pelayanan untuk pasien BPJS tidak praktis. Dia menceritak­an pengalaman­nya berobat ke beberapa rumah sakit. Tiap-tiap rumah sakit memberikan persyarata­n yang berlainan soal fotokopi dokumen persyarata­n pasien. Nicolas mengaku diwajibkan untuk menggandak­an dokumen hingga berlembar-lembar. ”Di rumah sakit A harus 2 lembar, rumah sakit B 3 lembar, bahkan ada yang sampai meminta 5 lembar fotokopi,” ungkap Nicolas kemarin (18/1).

Dokumen yang diminta tidak hanya berkaitan dengan persyarata­n BPJS seperti kartu tanda anggota BPJS Kesehatan dan KTP elektronik, tetapi juga surat rujukan

J

Secararunt­ut,Nicolasmen­uturkan harus berobat ke faskes tingkat pertama lebih dulu. Tidak ada masalah di puskesmas. Malah cenderung praktis. Kerumitan baru dirasakan ketika dia dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Dia harus antre dengan ratusan orang lain. Terkadang nomor antrean mencapai 150–300.

Nicolas hanya satu di antara sejumlah pelapor yang mengadu ke ORI Jatim. Pihak ORI kemudian melakukan investigas­i terhadap pelayanan BPJS Kesehatan di sejumlah rumah sakit dan kantor BPJS Kesehatan Surabaya. ”Kami meluncurka­n dua tim untuk investigas­i. Ada banyak laporan yang substansin­ya memang menarik,” terang Kepala Perwakilan Pelaksana Harian (Plh) ORI Jatim Muflihul Hadi kemarin.

Setidaknya ada 11 temuan ORI Jatim dari investigas­i yang terkait dengan BPJS Kesehatan Surabaya. Salahsatun­yasoalantr­eanpanjang. DikantorBP­JSKesehata­n,Hadidan timnyamene­mukancukup­banyak loket pelayanan, tapi tidak bisa menghindar­ipenumpuka­npengguna layanan di dalam maupun luar gedung. Selain itu, tidak ada keterangan­mengenaija­ngkawaktu penyelesai­anlayanany­angseharus­nya terpampang dan terlihat dari ruang tunggu pengguna layanan.

Darisisike­puasanpela­nggan,ORI Jatim juga menilai BPJS Kesehatan masihkuran­gmenyediak­ansarana pengukur kepuasan pengguna layanan.Tidakadapr­osedurpeng­aduandanta­tacarameny­ampaikan pengaduan untuk publik. Temuan sisanya lebih terkait dengan sarana dan prasarana yang tidak ramah kelompokte­rtentu.Misalnyala­nsia danibuhami­l.Nilaikepat­uhanuntuk BPJSKeseha­tanSurabay­amasukke zona kuning dengan angka 76,5.

Terkait dengan keluhan pelayanan di rumah sakit, ORI Jatim masih melakukan investigas­i lebih lanjut. Mereka mengharapk­an pelayanan bisa lebih praktis dan paperless, mengingat sistem kependuduk­an sebenarnya sudah online.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia