Jawa Pos

Lahan Tol Masih Sengketa, Konstruksi Beton Berdiri

-

GRESIK – Proyek tol Krian– Legundi–Bunder–Manyar (KLBM) menghadapi kendala. Kemarin (18/1), sejumlah warga berunjuk rasa di area proyek tol, Dusun Segunting, Desa Tambakbera­s, Cerme. Mereka membawa spanduk protes.

’’Lahan ini belum dibebaskan. Kenapa konstruksi sudah berdiri,” kata koordinato­r aksi Hasanudin Farid.

Lahan yang belum dibayar tersebut adalah milik Zaenudin alias Amak, 65. Dia warga Desa Tambak Beras. Luasnya 3.706 meter persegi (m2). Nilai ganti ruginya Rp 1,6 miliar. ’’Sampai sekarang uang ganti ruginya belum jelas,” ujar Farid.

Kepala Desa Tambak Beras Wahyudi mendamping­i warganya. Dia membenarka­n bahwa lahan tersebut atas nama Zaenudin alias Amak. Itu tertera dalam surat petok D desa. Sejauh ini, tim pembebasan tanah (TPT) belum bisa membayar karena status lahan masih sengketa di internal keluarga Zaenudin. ’’Masih ada persoalan keluarga,” kata Wahyudi.

Dalam petok D, tanah tersebut memang atas nama Zaenudin alias Amak. Namun, empat anggota keluargany­a menggugat dan meminta bagian. Perselisih­an itu sudah diputus Pengadilan Negeri (PN) Gresik yang menyebut bahwa Zaenudin sebagai pemilik lahan. Namun, keluarga lain mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung (MA). ’’Inilah yang sampai sekarang belum selesai,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Humas PT Waskita Beton Precast M. Riogam membenarka­n bahwa lahan tersebut memang belum dibebaskan. Pihaknya akan menghentik­an proses konstruksi di lahan itu. Sebagian konstruksi tol sudah berdiri di lahan tersebut. Deretan beton yang dicor sudah terpasang. ’’Pekerjaan konstruksi sudah dihentikan. Kami menunggu status pembebasan lahan beres,” ujar Riogam.

 ?? UMAR WIRAHADI/JAWA POS ?? STOP DULU: Warga membawa spanduk protes terhadap pelaksana tol KLBM di Desa Tambakbera­s, Cerme.
UMAR WIRAHADI/JAWA POS STOP DULU: Warga membawa spanduk protes terhadap pelaksana tol KLBM di Desa Tambakbera­s, Cerme.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia