PENCULIK BOCAH TERTANGKAP KARENA PEMBACA JAWA POS
Penculik Shakila Dibekuk tanpa Perlawanan
SURABAYA – Kasus penculikan Shakila Rachmawati, 4, terungkap. Anggota Unit Reskrim Polsek Tegalsari mencokok pelaku bernama Ahmad Wahyudi di sebuah warung kopi di Jl Karangan, Sawunggaling, Wonokromo, kemarin pagi (18/1). Keberhasilan tersebut terjadi berkat bantuan dua warga yang memiliki kepedulian tinggi, Enny Lestari dan Pujiyanto.
Enny bertutur, dirinya bertemu Ahmad dan Shakila saat menikmati sore bersama adiknya, Riana Anggam, di halaman Makodam V/Brawijaya pada Rabu (17/1). Tidak ada kecurigaan. ”Yo, arek iku ceritone melas nemen, aku sampe mbrebes mili, ternyata awu-awu,” ujar Enny geregetan.
Cerita yang disampaikan pelaku memang super menyedihkan. Pria yang beralamat di Kedungrejo Timur II No 1, Waru, Sidoarjo, itu mengatakan, rumah tangganya sedang bermasalah.
Shakila dijadikan rebutan antara mertua dan istrinya. Saking kompleksnya, Ahmad menyebut harus membawa lari Shakila. Tidak ada tempat menginap. Dia berkata sudah dua malam mereka tidur di dalam truk tangki air.
Pulang ke rumah, Enny bercerita kepada kakaknya, Pujiyanto. Sama-sama merasa trenyuh, mereka berniat mengadopsi Shakila. Sebagai langkah awal, Enny mencarikan kos untuk mereka. Dia menelepon Ahmad, memintanya bertandang ke rumahnya di Wonosari Kidul Gang III.
Setelah beres, Ahmad pulang. Tapi kemudian dia berkali-kali menelepon Enny. Dia meminta Enny mengaku sebagai ibu Shakila supaya bocah 4 tahun itu tidak terus menangis mencari ibunya
Tangis bisa diredam dengan obrolan ngemong yang dilakukan Enny. ”Saya enggak tahu apa tujuannya disuruh pura-pura jadi ibunya,” ungkapnya.
Paginya (18/1) Enny tercengang ketika membaca berita penculikan di Metropolis Jawa Pos. Dia yakin foto yang ada di koran itu adalah Shakila, anak yang ditemuinya. Pujiyanto dan Enny segera menghubungi Polsek Tegalsari. Skenario penangkapan dipersiapkan.
Enny diminta polisi mencari posisi pelaku. Diboncengkan Pujiyanto, Enny melihat Shakila dan Ahmad sedang sarapan mi kuah di warung kopi. Mereka memantau dari jauh. Dua orang reserse juga memantau dari arah berlawanan.
Setelah Enny memberi kode, sejurus kemudian pelaku diringkus. Mi yang dimakan Shakila belum habis. Dia digendong Enny dan dibawa ke rumah warga. Enny menangis sejadi-jadinya sambil memeluk putri pasangan Purnomo dan Siti Mushrifah yang tinggal di Manyarejo, Gresik, itu. Ahmad tak berkutik saat diborgol petugas. Tidak ada perlawanan sama sekali dari pria 33 tahun itu. ”Maaf ya Pak, maaf ya Bu,” ujar Ahmad.
Tak berselang lama, dia digelandang ke Mapolsek Tegalsari. Enny dan Shakila menyusul. Pelaku diinterogasi, sedangkan Shakila dibelikan susu oleh petugas. Seluruh barang bawaan pelaku disita sebagai barang bukti. Ada dua kresek hitam dan putih. Isinya pakaian kotor. Juga jaket jins dan topi merah yang dikenakan pelaku saat membawa anak kedua di antara tiga bersaudara itu.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan mengapresiasi gerak cepat anggotanya. Dia meminta personel satreskrim dan unit reskrim polsek jajaran untuk meneruskan kinerja baik itu. ”Saya bangga dan kasih apresiasi,” katanya.
Rudimengucapkanbanyakterima kasih kepada warga Surabaya. Communitypolicing(usahakolaboratif antarapolisidanmasyarakat)berjalan baik.Wargaberanimelaporkepolisi begitu ada kejadian tertentu.
Rudi mengatakan bahwa pelaku dijerat pasal 84 UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Juga akan dilapis dengan pasal 328 KUHP tentang Penculikan dan Penyekapan. ”Ancaman maksimalnya 15 tahun penjara,” tegas Rudi.
Mengaku Ingin Rawat Anak Polisi masih mendalami motif penculikan Shakila. Rudi menduga Ahmad punya keinginan memiliki anak perempuan. Ahmad mengaku bahtera rumah tangganya gagal tiga kali. Dia sebenarnya punya dua anak dari pernikahan pertama dan kedua. ”Anak saya dibawa mantan istri semua,” ujarnya.
Saat bertemu Shakila di bus P-6 Selasa lalu (16/1), pelaku seperti melihat anak kandungnya. Dia pun memintaizinSitiuntukmenggendong Shakila saat mereka turun dari bus di SPBU Diponegoro.
Ketika Siti mengurus asuransi bersama si bungsu Adiba di dalam kantor BRI Life, Ahmad dan Shakila bermain di pelataran kantor di Jl dr Soetomo tersebut. Saat itu, gejolak untuk memiliki Shakila semakin besar. ”Lha, dia lengket banget sama saya,” ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir tangki air itu.
Apalagi ketika Shakila merengek minta dipetikkan bunga. Ahmad pun membawa anak tersebut ke taman di seberang BRI Life. Bunga bugenvil merah lantas disematkan ke samping telinga Shakila. Beberapa di antaranya ditaruh di tangan si anak untuk dibuat mainan.
Setelah itu, pelaku mencegat taksi di Jl dr Soetomo sebelah utara. Dia membawa korban ke beberapa tempat. Pelarian itu akhirnya berujung di area Jl Hayam Wuruk, Wonokromo. Di situ dia mencari tempat kos. Shakila diakui sebagai keponakannya. ”Biar tidak dicurigai,” tutur Ahmad.
Mereka kemudian berbagi kamar kos dengan Maji, warga Karangan Gang IV Makam. Kuncoro, ketua RW setempat, mengatakan bahwa pelaku membawa dua lembar fotokopi identitas. Yakni, kartu keluarga dan kartu tanda penduduk. Lantaran dianggap orang jelas, dia diizinkan menginap di kamar Maji. ”Saya juga enggak tahu kalau si anak itu korban penculikan, baru tahu tadi pagi (kemarin, Red),” katanya.