PENCULIK ANAK PERNAH DITAHAN
Biar Tidak Menangis Terus Ahmad Pernah Dipenjara
SURABAYA – Perbuatan Ahmad Wahyudi terhadap Shakila boleh dibilang kejam. Selama diculik, bocah 4 tahun itu diberi obat penenang agar tertidur. Sebab, anak pasangan Purnomo-Siti Musharifah tersebut terus menangis meski Ahmad sudah berusaha menenangkannya saat di kamar kos.
Hal tersebut terungkap dari Sumaji, pemilik kos yang ditempati Ahmad di Karangan Gang IV Makam, Sawunggaling, Wonokromo. Sumaji dan anaknya, Agus Arifin, mengaku menerima Ahmad sejak Senin pagi (15/1). Kala itu mereka sedang nongkrong di warung kopi di Jalan Karangan.
Mereka mau menerima lantaran trenyuh mendengar cerita Ahmad yang mengaku sebatang kara. Sumaji bersedia menginapkan Ahmad untuk sementara di rumahnya
Jangan biarkan anak bermain dengan orang tak dikenal.’’
KOMBESPOL RUDI SETIAWAN
Kapolrestabes Surabaya
’’Kasihan dia Mas. Lha, kok malah kena kasus penculikan,’’ ungkap Sumaji.
Ahmad awalnya menginap sendirian. Baru pada Selasa (16/1) dia membawa Shakila pulang ke kamar kos dadakan itu. Kepada Sumaji, Ahmad mengaku bahwa Shakila merupakan keponakannya yang bernama Adila.
Pada Rabu siang (17/1), Ahmad sempat akan meminjam motor Honda Vario hitam milik Agus. Dia beralasan hendak membeli susu. Lantaran belum percaya sepenuhnya, akhirnya Agus-lah yang pergi membelikan susu untuk Shakila. ’’Ya takut, Mas. Kalau dibawa lari gimana? Kan baru kenal dua hari,’’ ujarnya.
Setelah itu, Ahmad meminta diantarkan ke toko kelontong milik Joko Ariyanto. Dia berniat membeli obat tidur. Tujuannya, Shakila bisa tidur nyenyak saat malam. Satu setrip berisi 12 pil itu dibeli Rp 1.500. ’’Kalau malam dia nangis, mungkin kangen sama ibunya,’’ ujar Agus.
Dengan obat penenang itu, Shakila tidak menangis saat malam. Tidak diketahui pasti berapa pil yang diberikan kepada Shakila. Yang jelas, tangisan Shakila tidak terdengar lagi dari kamar yang ditempati Ahmad.
Bapak-anak itu awalnya yakin bahwa Ahmad dan Shakila masih punya hubungan darah. Sebab, Shakila selalu memanggil pelaku dengan sebutan ayah. Tidak satu pun warga sekitar yang curiga. Sebab, mereka juga tidak mengakses berita dari mana pun. Bahkan, Shakila sempat jadi kesayangan warga. ’’Anaknya lucu. Digendongin sama siapa aja yang di sini,’’ kata Sumaji.
Setelah penggerebekan Kamis (18/1) di warung kopi, seluruh warga baru tahu bahwa Ahmad merupakan penculik. Telat sedikit polisi bertindak, nyawa Ahmad bisa melayang. Sebab, warga sangat marah mengetahui bahwa Ahmad adalah penculik. Mereka sudah keluar dari gang mencari Ahmad. Namun, Ahmad keburu diamankan polisi.
Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo menyatakan, polisi masih mengembangkan penyelidikan. Sebab, Ahmad diduga tidak sendiri. Ada beberapa orang yang diduga menjadi jaringan Ahmad. Namun, saat ditanya lebih dalam tentang sindikat penculik itu, dia enggan berkomentar banyak. ’’Sabar dulu, kalau ada kemajuan, kami kabari,’’ tegasnya.
Dari pemeriksaan sementara terungkap bahwa Ahmad mengaku akan membawa kabur Shakila ke Banyuwangi. Belum jelas motifnya. Yang jelas, polisi kini menelusuri sejumlah informasi yang berkaitan dengan kasus penculikan di Jawa Timur.
Rekam jejak Ahmad sedikit demi sedikit terkuak. Dia pernah dipenjara di Tuban selama empat bulan pada 2016. Kasus yang menjeratnya adalah pencurian sepeda pancal. Polisi masih menelusuri sosok tersangka itu.
Disisilain, polisikini jugaber fokus pada pemulihan Shakila. Baik secara fisik maupun psikologis. Sebab, insiden penculikan itu bisa membekas lama dalam memori Keyla, sapaan Shakila. Bocah tersebut kini diamankan polisi ditempat rahasia yang biasa disebut safehouse. Tempat untuk memulihkan segala kondisi anak pascainsiden tertentu.
Keyla tidak sendiri. Dia terus didampingi ibu dan ayahnya. Sejumlah dokter kepolisian dan dokter spesialis diterjunkan untuk menangani anak yang hilang selama tiga hari dua malam tersebut. Rencananya, pemulihan kondisi Keyla berlangsung hingga 2–3 hari mendatang. ’’Doakan saja semoga pemulihannya berjalan cepat dan lancar,’’ kata David.
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan mengimbau warga Kota Pahlawan tidak teledor. Dia menyatakan, para pelaku kejahatan selalu mencari kesempatan. Begitu kita lengah, para bandit itu akan beraksi. ’’Kejadian Shakila ini jadi pelajaran besar untuk semua orang tua. Sekali lagi, jangan biarkan anak bermain dengan orang tak dikenal,’’ tegasnya.