Hutan Suaka 10 Hektare untuk Alba
PALANGKA RAYA – Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng Palangka Raya bekerja sama dengan BKSDA Provinsi Kalimantan Tengah akan melepasliarkan satu individu orang utan yang sangat unik. Disebut unik karena orang utan itu memiliki bulu dan kulit berwarna keputihan. Nama orang utan tersebut juga disesuaikan dengan kondisinya, yakni Alba.
CEO Yayasan BOS Nyaru Menteng Jamartin Sihite menjelaskan, Alba ditemukan 29 April 2017 di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Saat diselamatkan, Alba berusia sekitar 5 tahun dan menunjukkan perilaku liar serta menolak berdekatan dengan manusia.
”Gejala albinisme, seperti kurangnya pigmen melanin di rambut dan kulit, bisa menyebabkan komplikasi kesehatan. Seperti penglihatan yang lemah, pendengaran kurang baik, dan kanker kulit. Itu membuatnya rentan menjadi korban perburuan atau hewan pemangsa,” jelasnya kemarin.
Untuk menjamin Alba bisa menjalani hidup yang bebas dan lengkap, BOS Nyaru Menteng Palangka Raya membuatkannya sebuah pulau berhutan. Di tempat itu Alba hidup bebas di habitat alami, tapi tetap terlindungi dari ancaman manusia. ”Alba sejak masuk ke Nyaru Menteng sudah menunjukkan sifat liar. Ia tidak mau berdekatan dengan manusia,” tulis Jamartin Sihite yang dikirimkan melalui Humas Nyaru Menteng Monterado Fridman.
Nanti hutan suaka yang ditinggali Alba dijaga sepanjang waktu. ”Kami telah menyelesaikan sebagian besar pekerjaan pembuatan pulau suaka ini. Namun, kami masih membutuhkan waktu untuk memastikan pulau ini tetap aman dan layak baginya,” ucap dia.
Di pulau seluas 10 hektare, Alba akan ditempatkan bersama tiga orang utan lain bernama Radmala (betina usia 4 tahun), Kika (betina usia 6 tahun), dan Unyu (jantan usia 4 tahun) yang sebelumnya dikenalkan dengan Alba.