Jawa Pos

Dendam Pertamina Terbalas

-

JOGJAKARTA – Tampil dengan persiapan yang sangat baik pada off-season, Jakarta Pertamina Energi berhasil membalaska­n dendamnya kepada Jakarta Elektrik PLN pada putaran pertama Proliga 2018.

Tahun lalu, Pertamina yang dikandaska­n Elektrik pada final Proliga 2017 menang mudah tiga set langsung 3-0 (25-11, 25-7, 25-14) pada pertanding­an di GOR UNY. Sejak awal musim ini, kubu Elektrik memang tidak memancang target tinggi.

Asisten pelatih Elektrik Abdul Munib hanya menargetka­n masuk empat besar. Setelah ditinggal bedol desa open spiker

andalannya, Aprilia Manganang dan enam pemain lainnya, mereka memilih untuk menerjunka­n delapan orang junior yang belum pernah mencicipi kompetisi Proliga.

Kebijakan tidak membeli pemain itu memiliki tujuan utama untuk regenerasi. ”Makin ke sini mahal bila terus-menerus membeli pemain,” kata Chika Swinerlin Pratiwi, libero Elektrik.

Selain faktor pemain, persiapan tim secara utuh yang hanya dua hari dari training camp yang berlangsun­g dua pekan adalah faktor lain melemahnya Elektrik. Ini membuat kerja sama dan komunikasi mereka sangat kurang. ”Anggap ini merupakan latihan tim,” kata kapten Indahyani Gunarti yang baru kembali setelah vakum dua tahun.

Munib mengakui bahwa Pertamina datang ke turnamen itu dengan persiapan jauh lebih matang. Mereka memiliki spiker

yang solid. Komposisi pe- mainnya bagus. ”Pemain mereka merata antara lokal dan asing,” ujarnya.

Pertamina memang bertabur bintang dengan memiliki tujuh pemain timnas dalam skuadnya. Namun, pelatih Pertamina Muhammad Ansori tidak menganggap hal itu luar biasa. Bagi dia, Proliga adalah liga profesiona­l. Jadi, perlakuann­ya harus sangat serius. ”Tak ada alasan. Kalau ikut Proliga, ya, harus siap,” terang pria yang pernah melatih Popsivo Polwan tersebut.

Menurut dia, hari ini timnya bermain dengan baik. Begitu pula pemain asing yang dapat membangkit­kan permainan tim. Kyla Elizabeth Richey yang berasal dari Kanada maupun Anna Stepaniuk (Ukraina) adalah teror bagi pertahanan lawan.

Meski begitu, ada banyak yang perlu dievaluasi mengenai permainan mereka kemarin. Ansori berharap, pada pertanding­an selanjutny­a, timnya melakukan spike dengan lebih bervariasi sehingga tak mudah terbaca oleh lawan.

”Kami memberikan tujuh poin kepada lawan dari servis yang gagal. Banyak spike yang error. Mudah-mudahan Sabtu (hari ini, Red) sudah bisa 100 persen,” ucap pria yang menjadi pelatih timnas voli pada 2012 itu.

Pada laga selanjutny­a, Pertamina berjumpa dengan Gresik Petrokimia (21/1). Ansori berpesan agar timnya lebih mawas diri dan bekerja keras untuk menunjukka­n yang terbaik. Menurut dia, Petro adalah tim yang kuat di semua lini. Apalagi pemain asingnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia