Tergoda Komisi, Kalung Melayang
Polsek Wonokromo Bekuk Tukang Gendam
SURABAYA – Keinginan orang untuk mendapat hasil dengan cara instan malah membuka peluang terjadinya kejahatan. Terbukanya kesempatan ditambah kemahiran pelaku kejahatan bersilat lidah menyuburkan kejahatan penipuan. Misalnya, yang dilakukan Slamet Santoso yang memperdaya empat korban.
Pria 34 tahun itu ditangkap Rabu (17/1), sehari setelah melancarkan aksi terakhirnya terhadap seorang ibu rumah tangga di sebuah mal di kawasan Wonokromo. Masyarakat sering menjuluki modus yang dipakai Slamet sebagai gendam.
Dalam aksi Selasa (16/1) tersebut, Slamet merayu korban untuk mau menagih utang. Korban dijanjikan komisi dari hasil penagihan utang tersebut. Sebagai senjata untuk memperdaya korban, Slamet menyebutkan uang dalam jumlah besar, yakni Rp 500 juta.
Korban diminta menagih utang kepada Doni, salah seorang karyawan restoran di kawasan Wonokromo. ’’Padahal, korban baru saja kenal pelaku lho,’’ ujar Kapolsek Wonokromo Kompol I Gede Suartika dalam gelar perkara kemarin.
Mereka berkenalan melalui media sosial. Mereka pun janjian untuk bertemu pada Selasa (16/1) di salah satu mal di Wonokromo. Slamet langsung memerintah korban untuk menagih utang tersebut. ’’Mereka bertemu di parkir mal. Nah, si korban saja yang disuruh masuk untuk menagih,’’ kata Gede.
Slamet memberi tahu ketentuan untuk menagih utang. Bak seorang debt collector senior, dia memberikan semua tip. Termasuk melepas semua barang berharga yang dirasa mencolok. Termasuk kalung emas milik korban. ’’Sudah masuk perangkap, korban mau saja disuruh melepas kalungnya,’’ jelas perwira dengan satu melati di pundak tersebut.
Ketika sampai di restoran tersebut, tidak ada satu pun pegawai yang mengaku bernama Doni. Nama itu pun terdengar asing bagi mereka. Barulah saat itu korban menyadari bahwa dirinya telah ditipu.
Sementara itu, Slamet sudah kabur untuk menjual kalung milik korban. Dia menjualnya di Pasar Blauran. Kalung emas tersebut diuangkan Rp 2,5 juta. ’’Kami menangkap pelaku di rumahnya di kawasan Sawahan sehari setelah aksinya,’’ tegas mantan Kapolsek Pakal tersebut.
Setelah diinterogasi, barulah Slamet mengakui semua perbuatannya. Ini bukan kali pertama dia menggendam orang. Dia sudah empat kali beraksi. Target kejahatannya adalah kaum hawa. Sebab, menurut Slamet, perempuan paling mudah dibohongi. Apalagi, mereka sering mempertunjukkan perhiasannya yang berlebihan.
’’Kalau nggendam laki-laki, saya takut dipukuli. Mereka biasanya juga nggak bawa perhiasan,’’ ujar Slamet yang asli Surabaya.