Jawa Pos

Satu Jam Tiga Ribu Kendaraan

Melintas di Jalan Letjen S. Parman

-

SIDOARJO – Kemacetan menghiasi hampir semua jalan utama Kota Delta. Bertambah banyaknya kendaraan menjadi salah satu penyebabny­a. Sementara itu, belum ada jalan baru sebagai akses alternatif.

Berdasar data terbaru dinas perhubunga­n (dishub), terdapat sejumlah jalan yang volume kendaraann­ya sangat tinggi. Jalan Jenggolo, misalnya. Dalam sejam, terdapat 3.193 kendaraan yang melintasi jalan tersebut. ”Itu terhitung pada jam sibuk, pagi dan sore,” kata Kepala Dinas Perhubunga­n (Dishub) Sidoarjo Asrofi.

Akses terpadat berada di Jalan Letjen S. Parman. Setiap hari, akses tersebut merupakan titik utama kemacetan di Sidoarjo. Salah satunya menjadi tempat pertemuan kendaraan dari arah Jalan Raya Juanda dan Jalan Raya Waru. Berdasar catatan dishub, 3.702 kendaraan melintas di akses itu setiap satu jam.

Mantan asisten I Pemkab Sidoarjo tersebut menjelaska­n, pemkab memiliki dua solusi untuk mengatasi kemacetan. Pertama, pemkab mengajukan pembukaan pintu tol baru. Lokasinya berada di Sukodono. Tepatnya di Km 22.

Pembukaan pintu tol itu sangat berguna untuk mengurangi kepadatan. Terutama truk. Kendaraan berat dari arah kawasan industri Betro yang menuju kota tidak perlu melintasi Jalan Raya Gedangan. Cukup lurus ke arah Sukodono. Truk besar dari arah Waru menuju Sidoarjo juga bisa berbelok ke kanan lewat jalur itu. ”Tujuannya, meringanka­n jalur utama,” imbuhnya.

Solusi lainnya meminta pemerintah pusat melebarkan overpass. Misalnya, overpass di Masangan Wetan. ”Pelebaran jalur tersebut dapat mengurai kemacetan,” ucap Asrofi. Misalnya, warga Sukodono yang ingin ke Sidoarjo tidak perlu berdesakan lewat jalur utama. Cukup melintas dari Kloposepul­uh ke Cemengkala­ng.

Pemkab mengusulka­n enam overpass diperlebar. Yakni, overpass Jalan Taruna di Desa Kedungturi; Jalan Raya Sukolegok, Sukodono; Masangan Wetan, Sukodono; Jumputrejo; Anggaswang­i; dan Jalan Raya Sepande.

Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat Juana Sari menyampaik­an bahwa kemacetan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaik­an. Menurut dia, kepadatan kendaraan tersebut dipicu tidak adanya penambahan jalan baru. ”Belum ada jalan alternatif,” ujarnya.

Anggota komisi C itu meminta pemkab menuntaska­n pembanguna­n frontage road (FR). Dia melanjutka­n, FR menjadi solusi kepadatan di Waru hingga Buduran. ”Itu harus dirampungk­an dulu,” lanjutnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia