ASAH RASA INGIN TAHU
Siapa yang suka bermain dan bereksplorasi? Lewat kegiatankegiatan sederhana, kita bisa bermain sambil belajar sains, lho.
ADA yang pernah melihat pelangi? Ia suka muncul setelah hujan reda. Berupa pendar warna-warni di langit bak lukisan yang indah sekali. Bentuknya menyerupai setengah lingkaran jika dilihat dari daratan.
Kok bisa muncul pelangi, bagaimana ya? Pelangi terjadi karena adanya butiran air hujan dan cahaya matahari. Cahaya matahari melewati butiran air hujan, lalu dibiaskan keluar dari butiran tersebut. Selama pembiasan, cahaya matahari akan terurai menjadi berbagai warna. Ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Singkatannya, mejikuhibiniu.
Kita bisa melihat pelangi ketika membelakangi matahari. Jika menghadap matahari, kita tidak bisa melihat pelangi. Tapi, kita bisa membuat eksperimen yang ”menghasilkan” pelangi.
Misalnya, yang dilakukan Caleb, 5, dan teman-teman di Gramedia Central Park, Jakarta, siang itu. Mereka menyiapkan susu, air sabun, cotton bud, dan pewarna makanan. ”Aku pernah coba, nanti jadi warna-warni pelangi,” ujar Caleb, antusias. Teman-teman sebaya Caleb memusatkan perhatian pada Kak Indri dari penerbit Erlangga for Kids yang memandu eksperimen.
Kegiatan sains sederhana itu terdapat dalam buku IMC Little Scientist karya Elvina Lim Kusumo. Ada empat seri: Berapa Warna Pelangi, Bermain dengan Awan, Menangkap Matahari, dan Bagaimana Bentuk Bulan.
Buku seri tersebut bisa dijadikan panduan untuk belajar ilmu pengetahuan dari fenomena alam dan hal-hal yang dialami di sekitar kita. Contohnya, eksperimen warna pelangi tadi. Dalam penulisan buku, Elvina terinspirasi metode Montessori dan metode STEAM
(science, technologies, engineering, arts, and mathematics).
”Mengasah rasa ingin tahu anak dengan mengajak anak melakukan eksperimen, menstimulasi pola pikir kritisnya,” ungkap ibunda Caleb yang tengah mengandung anak kedua tersebut. Dengan mengenal sains (ilmu pengetahuan) sejak dini, anak bisa merasakan bahwa sains itu fun. Apalagi, sains amat dekat dengan kita, ada dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, matahari yang setiap pagi kita nantikan terbitnya. Teman-teman tahu tidak, matahari adalah bintang yang berisi gas panas yang terdekat dari bumi. Dengan begitu, perannya amat penting bagi kehidupan makhluk di bumi. ”Matahari membantu tubuh untuk memproduksi vitamin D, membuat pakaian cepat kering, dan membantu tumbuhan berfotosintesis. Selain itu, energi matahari diubah menjadi listrik dan banyak lainnya,” urai Elvina kepada Caleb.
Coba bayangkan kalau tidak ada matahari... ”Gelap terus dong. Bisa-bisa kita kedinginan,” sahut Caleb. Dia lantas membuat eksperimen ”menangkap” matahari. Caleb mengambil krayon sisa, parutan, kertas roti, wadah, dan lup (kaca pembesar). Sisa krayon diparut, diletakkan pada wadah. Kemudian, lipat kertas roti menjadi dua, taburi salah satu bagiannya dengan parutan krayon. Bisa juga ditambahkan sedikit serbuk glitter.
Tutup kertas roti dengan sisi lainnya. Lalu, minta bantuan Mama untuk menyetrikanya dengan dilapisi kain terlebih dahulu. Hasilnya, parutan krayon tadi menempel pada kertas roti. Setelah itu, letakkan di jendela saat siang. Perhatikan, apa yang terlihat melalui suncatcher? Cantik, deh. (nor/c7/nda)