Jawa Pos

Tiga Jam, Ahli Kecantikan Diperiksa KPK

Terkait Dugaan TPPU Bupati Kukar

-

JAKARTA – Dokter kecantikan Sonia Wibisono harus berurusan dengan KPK. Dia diperiksa penyidik lembaga antirasuah itu terkait dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menyeret Bupati (nonaktif ) Kutai Kartanegar­a (Kukar) Rita Widyasari

Pemeriksaa­n tersebut berlangsun­g tiga jam kemarin (26/1).

Sonia tiba di gedung KPK pukul 13.20 WIB. Perempuan yang genap berusia 40 tahun pada Oktober tahun lalu itu terlihat anggun mengenakan setelan blazer modern kombinasi warna hitam dan putih. Rambut yang berwarna hitam merah melengkapi keanggunan dokter yang kerap mengisi program acara kecantikan dan kesehatan di televisi nasional tersebut.

Setelah diperiksa, Sonia meladeni awak media yang menunggu di pelataran gedung KPK. Dengan gaya bicara yang imut, perempuan yang didampingi seorang lelaki berbadan tinggi besar itu menjawab satu per satu pertanyaan wartawan.

”Jadi, saya kenal sama beliau (Rita Widyasari) itu sudah lama banget, antara 5 sampai 10 tahun yang lalu, saya juga sampai lupa,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sonia beberapa kali menggoda media dengan celetukan ”manja”. Misalnya saat ditanya soal apakah Rita pernah melakukan perawatan kecantikan di klinik miliknya. ”Pernah nggak ya?” jawab Sonia, lantas tersenyum. ”Kasih tahu nggak ya,” ucap dia ketika ditanya berapa biaya perawatan kecantikan di kliniknya.

Dalam kasus Rita, KPK melakukan penelusura­n harta tersangka yang diduga hasil korupsi. Nah, informasi yang dikumpulka­n penyidik lembaga superbodi itu, Rita kerap menghambur­kan uang untuk membeli aksesori perempuan seperti tas merek terkenal hingga melakukan perawatan kecantikan. Gaya hidup itu ditengarai menghabisk­an duit ratusan juta sampai miliaran rupiah.

Sonia pun mengakui pernah bertemu dengan Rita dalam sebuah acara para sosialita. Pertemuan tersebut diikuti sosialitas­osialita lainnya. Setelah itu Sonia mengaku tidak pernah lagi bertemu Rita. ”Saya berkenalan sama dia (Rita) itu cuma sebagai teman sosialita. Dan cuma sekali itu saja, habis itu saya nggak pernah ketemu dia lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Pemberitaa­n dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha menjelaska­n, pemeriksaa­n Sonia kemarin merupakan penjadwala­n ulang. Sebelumnya Sonia dijadwalka­n diperiksa Selasa (23/1). Namun, dia tidak hadir. Priharsa mengatakan, pemeriksaa­n itu terkait dengan dugaan pencucian uang yang dilakukan Rita selama menjabat bupati dua periode.

”Ada kebutuhan penyidikan untuk klarifikas­i terkait penggunaan kekayaan tersangka RIW (Rita Widyasari, Red) untuk perawatan kecantikan,” kata Priharsa. Total TPPU yang diduga dilakukan Rita bersama orang dekatnya, Khairudin, sejauh ini Rp 436 miliar. Jumlah tersebut masih bisa bertambah seiring dengan penyidikan TPPU yang bergulir saat ini.

Sebelumnya Rita angkat bicara soal dugaan pencucian uang yang membelit dirinya. Dia menyebut uang Rp 436 miliar yang diduga hasil korupsi itu sebagai aset sendiri. Selama menjabat bupati, Rita mengaku memiliki aset bernilai ratusan miliar rupiah. Itu berasal dari bisnis pertambang­an yang digelutiny­a selama ini. Salah satunya tambang batu bara.

Rita pun mengakui memang kerap berbelanja aksesori khas sosialita. Di antaranya 40 tas branded yang kini disita KPK.

Mulai merek Hermes, Gucci, hingga D&G. Yang menarik, tas bernilai ratusan juta rupiah tersebut diklaim tidak semua asli oleh Rita. Ada beberapa yang KW alias barang palsu. ”Namanya juga cewek,” ujarnya saat ditanya soal tas itu, lalu tertawa.

Selain tas, hasil suap dan gratifikas­i yang diduga telah dibelanjak­an atau disamarkan dengan menggunaka­n nama orang lain di antaranya berupa mobil, tanah, uang tunai, dan bangunan. Beberapa aset Rita sudah disita KPK. Misalnya mobil Toyota Vellfire, Ford Everest, dan Land Cruiser. Ada pula dua apartemen di Balikpapan.

 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? TEBAR SENYUM: Ahli kecantikan Sonia Wibisono seusai diperiksa KPK kemarin.
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS TEBAR SENYUM: Ahli kecantikan Sonia Wibisono seusai diperiksa KPK kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia