Jawa Pos

Dinkes Sosialisas­i Imunisasi Difteri ke Kasek

-

SURABAYA – Penderita difteri masih ditemukan di Kota Pahlawan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mulai melakukan antisipasi. Salah satu caranya adalah sosialisas­i ke sekolahsek­olah. Kemarin (26/1) sosialiasi difteri dilakukan di SD Muhammadiy­ah 4 dalam rapat kerja (raker) kepala sekolah (Kasek) di kawasan Surabaya Timur.

Kasi Surveilans Bidang Pencegahan dan Pengendali­an Penyakit Dinkes Surabaya Dokter Ponco Nugroho menyatakan, kasus difteri tidak hanya ditemukan pada anak-anak usia balita. Anak usia di atas 15 tahun pun bisa terserang penyakit yang disebabkan bakteri Corynebact­erium diphtheria­e itu. ”Kasus terakhir yang paling tua adalah usia di atas 60 tahun,” ujarnya.

Karena itu, dinkes terus melakukan antisipasi pencegahan difteri. Mereka bakal memberikan imunisasi difteri kepada anak-anak. Pencegahan tersebut tentu membutuhka­n partisipas­i masyarakat. ”Kalau anak dan cucu kita semua divaksinas­i, akan lebih bagus. Kalau belum diimunisas­i, akan berisiko,” tuturnya.

Imunisasi masal atau outbreak responseim­munization(ORI)dilakukanp­adaFebruar­i,Juli,danDesembe­r. Targetnya adalah usia 1–19 tahun. ”Kami berharap semua orang tua mengizinka­n anaknya agar diberi imunisasi difteri,” katanya.

Pihaknya juga meminta seluruh kepala sekolah bisa bekerja sama untuk menjalanka­n program imunisasi masal difteri tersebut. Selama ini, sekolah yang menolak vaksin memiliki dua alasan. Yakni, tidak halal dan tidak manjur. ”Kami sudah menjamin bahan-bahan vaksin yang diberikan untuk difteri halal karena diproduksi dalam negeri,” paparnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia