Skin Barrier Dilepas, Dava Sekolah Lagi
SIDOARJO – Rasa kangen Dava Andhika Putra terhadap teman sekolahnya terobati. Kemarin (26/1) untuk kali pertama setelah libur tengah semester, bocah 12 tahun itu masuk sekolah. Dia tetap mengenakan jaket di luar seragam yang dipakai.
Dava pergi ke sekolah dengan diantar orang tuanya. Andi dan Mike Hermawati menunggui anak sulungnya itu selama proses belajar-mengajar berlangsung. Setelah dari sekolah, mereka berencana pergi berobat alternatif ke Driyorejo.
Di sekolahnya, MI Rouddlotul Ihsan, Dava tercatat siswa kelas VI-A. Kelasnya berada di lantai 2. Ruang kelas berukuran 4 x 6 meter persegi itu diisi 23 siswa. Dava duduk di deretan bangku paling depan. Bersebelahan dengan A. Afif. Pertama masuk sekolah, Dava belum mengetahui jadwal pelajaran barunya. Karena itu, dia belum membawa buku sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Namun, Afif berbaik hati. Dia berbagi buku dengan Dava. Mereka membaca satu buku bersama-sama.
”Sekarang pelajarannya Aswaja (Ahlussunnah Wal Jama’ah),” kata Eni Kurniati, kepala MI Roudlotul Ihsan. Menurut dia, orang tua Dava tidak memberi tahu pihak sekolah terkait luka terbuka pada perut bocah kelahiran Surabaya itu. Mereka hanya menyatakan Dava tidak betah dingin. Dia juga habis menjalani operasi. Tapi, lamalama Eni penasaran dan bertanya kepada Dava tentang alasan memakai jaket terus. ”Dava menjawab ada luka di perut. Tapi, kecil dan tidak sakit,” katanya.
Sementara itu, pemasangan skin barrier pada perut Dava Andika Putra tidak bertahan lama. Skin barrier tersebut sudah dilepas karena Dava kurang nyaman. ”Mungkin tidak terbiasa. Jadi kurang nyaman,” kata Mike Hermawati, ibu Dava.
Dokter yang menangani Dava, dr Ricky Wibowo SpB FINACS, tidak keberatan dengan pe_lepasan skin barrier tersebut. ”Tidak apa-apa biar dirawat seperti biasa saja,” katanya. Yang penting, lanjut dia, nutrisi Dava tercukupi. Menurut dia, luka Dava mulai mengecil. ”Radangnya juga tidak sehebat kali pertama saya periksa,” lanjutnya.