Kaya karena Salah Masukkan Angka
YANG salah tim sukses (timses). Yang repot calonnya. Itulah yang terjadi pada Jamaludin Jafar, calon bupati Pinrang, Sulawesi Selatan.
Mendadak saja dia ”kaya raya”. Peserta pilkada 2018 yang paling tajir
Bayangkan, berdasar laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) yang disetorkan ke KPK, Jamaludin tercatat memiliki kekayaan Rp 8,9 triliun.
Media pun memburunya. Permintaan wawancara membanjir. Tapi, ternyata ada kekeliruan. Hartanya yang benar Rp 8,9 miliar.
”Timsesnya salah masukin angka,” ungkap Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN KPK Kunto Ariawan.
Itu pernik lain yang terjadi di balik layar selama dua pekan masa pendaftaran LHKPN. Penyebabnya adalah ketidakpahaman terhadap sistem pendaftaran yang dialami para calon dan timses masing-masing. Meski, sosialisasi sebenarnya telah diadakan jauh-jauh hari.
Nah, kalau Jamaludin langsung membelalakkan mata saking tajirnya, Syapuani dan Sirajudin Paskalis juga mengagetkan karena saking ”miskinnya”. Di LHKPN Syapuani, cabup Murung Raya, Kalimantan Tengah, tercatat minus Rp 115 juta. Disusul Sirajudin Paskalis, cawabup Manggarai Timur, yang minus Rp 94.780.
Tapi, tak seperti Jamaludin yang timsesnya salah mema- sukkan angka, Syapuani membenarkan ”kemiskinannya” itu. ”Itu riil harta yang kami laporkan ke LHKPN. Kami hanya pensiunan PNS yang ingin mengabdi kepada masyarakat melalui jalur independen,” jelas Syapuani kepada Kalteng Pos.
Menurut Syapuani, sejak pensiun, dirinya tidak memiliki usaha dan menjalankan usaha. Dia ikut pilkada semata karena merasa terpanggil dan didorong serta didukung penuh oleh masyarakat dan keluarga besar.
”Untuk membangun Kabupaten Murung Raya ke arah yang lebih baik lagi,” ujarnya.