Jawa Pos

Target Terdekat, Menaklukka­n Gunung Kawi

Cycling bisa menjadi candu yang sangat memabukkan bagi siapa saja. Termasuk Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman. Bertugas di Jawa Timur membuat kecintaann­ya terhadap sepeda menjadi-jadi.

-

CYCLING tampaknya sudah ditakdirka­n untuk selalu dekat dengan Arif Rahman. Kecintaan pria 51 tahun tersebut pada sepeda tumbuh sejak dia masih kecil, saat masih bersekolah di Bandung.

Awalnya, dia selalu berangkat ke sekolah dengan menunggang sepeda. Kebiasaan tersebut dia lakoni sampai beranjak SMP. Saat itu jarak antara sekolah dan rumahnya masih tak terlalu jauh. Namun, semuanya berubah kala dia masuk SMA pada 1982.

Jarak antara rumah dan sekolahnya sekitar 5 kilometer (km). Namun, rutenya cukup menantang, penuh tanjakan. Nah, itulah yang membuat dia makin kepincut dengan cycling.

”Sampai akhirnya saya sering janjian dengan teman-teman untuk cycling

ke Lembang,” ungkap pria yang lulus SMA pada 1985 tersebut. Jarak Lembang dengan Bandung memang tak jauh. Hanya 15 km. Namun, rutenya cukup menawan. Banyak tikungan dan tanjakan. ”Itu sering kami lakukan. Kadang bareng dengan teman dari sekolah lain,” katanya.

Sayang, hobi cycling yang tengah merekah itu terhenti. Setelah lulus SMA, pria kelahiran 22 April 1966 tersebut langsung masuk Akademi Militer (Akmil). Dia lulus dari Akmil pada 1988. Setelah itu, beberapa jabatan strategis diemban pria asli Bandung tersebut. ”Ya, akhirnya saya sudah nggak ada waktu lagi untuk cycling,” beber mantan gubernur Akmil tersebut.

Meski harus puasa cycling,

kecintaann­ya terhadap olahraga yang satu itu tak pernah luntur. Sampai akhirnya saat bermesraan kembali datang. Tepatnya kala Arif menjabat Danrindam V/Brawijaya di Malang pada 2012. Di tengah kesibukan yang seabrek, dia mulai menyempatk­an diri untuk bersepeda.

”Soalnya, waktu itu banyak anggota saya yang ternyata hobi cycling juga,” ungkap Arif. Hal tersebut membuat rasa cintanya terhadap cycling kembali bergelora. Apalagi, Malang dikenal memiliki rute yang asyik. Salah satu rute yang dia tempuh adalah Malang–Gunung Kawi. Jaraknya mencapai 30 km.

Rute yang dilalui cukup berat. Banyak tanjakan dan kelokan tajam. Yang paling diingat tentu saja tanjakan terakhir sebelum sampai di puncak Gunung Kawi. Tingkat kemiringan­nya mencapai 20 persen. Hal itu ternyata membuat Arif menyerah. ”Saya nggak kuat. Lama nggak cycling, ternyata berat juga,” kenangnya.

Belum tuntas rasa penasarann­ya terhadap Gunung Kawi, Arif keburu dipindah ke Bogor pada 2013. Saat itu dia menjabat Danrem 061/ Suryakenca­na, Bogor. Namun, kepindahan­nya ke Bogor justru membuat jiwa cyclist-nya tumbuh subur. Dengan mountain bike, dia sering meluangkan waktu untuk menempuh rute-rute indah.

Rute Bogor–Puncak atau Bogor–Sentul sering dia lahap. Rute yang dekat tapi penuh tanjakan tajam. Bahkan, dia mengaku sempat ngos-ngosan kala menempuh rute Bogor–Sentul. ”Saya nggak kuat. Saya pilih balik,” jelasnya. Bukan menyerah, Arif malah makin termotivas­i. Satu bulan kemudian dia menempuh rute yang sama. ”Akhirnya berhasil. Ternyata, cycling juga butuh latihan, ya,” ungkapnya, lalu terbahak.

Nah, setelah itu, perwira yang pernah ditugaskan dalam operasi GAM di Aceh pada 2003 tersebut semakin intens bersepeda. Karena berada di kawasan Bogor, dia rutin memakai mountain bike.

Namun, semua berubah kala dia resmi bertugas sebagai Pangdam V/ Brawijaya pada November 2017. Mayoritas komunitas cycling di Surabaya memakai road bike. Apalagi, Surabaya memang berada di dataran rendah. Mau tak mau, dia ikut menggunaka­n road bike. Uniknya, setelah menggunaka­n road bike, Arif makin kepincut. Dia pun memutuskan untuk memakai road bike seterusnya. ”Ternyata lebih enak. Lebih enteng juga,” ucap dia.

Kembali ke Jawa Timur membuat Arif mengenang masa lalu. Sebab, rute Malang–Gunung Kawi masih membuat dia penasaran. Karena itu, dia berjanji menuntaska­n rasa penasaran tersebut dalam waktu dekat. ”Pasti saya akan taklukkan rute Gunung Kawi. Yang jelas, saya butuh latihan dulu,” terang pengganti Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko itu.

Selain itu, beberapa rute berat sudah menjadi bidikannya. Salah satunya rute Surabaya–Bromo. Rute tersebut memang cukup berat. Apalagi, tanjakan juga cukup tajam. Namun, pesona alam Bromo mampu membuat jenderal bintang dua itu tertarik. ”Apalagi, saya belum pernah ke Bromo. Rutenya juga bagus. Ini kesempatan,” jelasnya.

Bahkan, dia mengincar rute keliling Pulau Madura. Menurut dia, Pulau Garam merupakan daerah yang patut dikunjungi selama dirinya bertugas di Jawa Timur. ”Sepertinya menantang juga keliling Madura. Saya ingin coba,” tambahnya.

 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ??
GALIH COKRO/JAWA POS
 ??  ??
 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ?? DEKAT: Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman (dua dari kiri) berpose bersama para pemenang undian ajang bersepeda Hari Jadi Ke-69 Kodam V/Brawijaya di Trowulan, Mojokerto.
GALIH COKRO/JAWA POS DEKAT: Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman (dua dari kiri) berpose bersama para pemenang undian ajang bersepeda Hari Jadi Ke-69 Kodam V/Brawijaya di Trowulan, Mojokerto.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia