Jawa Pos

Akui Khilaf saat Lepas Red Dot

Perawat Tersangka Pelecehan Seksual

-

SURABAYA – Zunaidi Abdilah pasrah. Langkahnya gontai sambil terus menunduk saat dikeler polisi dari ruang tahanan Polrestabe­s Surabaya kemarin (27/1). Pascagelar perkara Jumat malam (26/1), statusnya dinaikkan menjadi tersangka. Polisi meyakini Zunaidi menjadi pelaku tunggal kasus pelecehan seksual pasien di ruang pulih sadar National Hospital. Pria asli Sepanjang, Taman, Sidoarjo, itu menangis

Pasca

dibius operasi itu kan kita lemah, ternyata celahnya di situ. Mulai sekarang, kami imbau agar ada perbaikan pelayanan di RS mana pun.”

KOMBESPOL RUDI SETIAWAN

Kapolresta­bes Surabaya

Zunaidi dilaporkan Yudi Wibowo Sukinto lantaran mencabuli istrinya, WID, yang sedang dalam kondisi setengah sadar pascaopera­si kandungan. ”Sudah gelap semua sekarang, bisa apa saya,” tuturnya.

Yang ada di pikiran tersangka cuma nasib istri dan ibundanya. Seberapa besar malu yang ditanggung mereka lantaran kasusnya disorot banyak orang. Kapolresta­bes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan mengatakan, peningkata­n status terlapor menjadi tersangka dilakukan dengan penuh perhitunga­n. Menangani kasus seperti ini butuh ketelitian.

Saat gelar perkara, Zunaidi mengakui seluruh perbuatann­ya. Dia membawa korban, WID, ke ruang pulih sadar pascaopera­si sekitar pukul 11.00 pada Selasa (23/1). ”Dia hendak melepas red dot, lalu terangsang, dan terjadilah tindak pidana pencabulan,” terang Rudi.

Polisi menyita dua barang bukti dari Zunaidi dan pihak rumah sakit. Yakni, sebuah handphone merek Samsung J7 serta sebuah

compact disc yang berisi rekaman video milik korban dan CCTV

(closed circuit television). Rudi masih enggan membeberka­n mengapa handphone pelaku dimasukkan ke daftar barang bukti. ”Yang jelas, isinya (handphone, Red) ada bahan penyidikan,” ucapnya.

Menurut dia, kasus itu merupakan pelajaran berharga bagi siapa pun. Kini semua orang mengetahui celah kerawanan di rumah sakit. Laki-laki atau perempuan bisa menjadi korban selanjutny­a jika tidak ada sistem pengawasan yang mumpuni. ”Pasca dibius operasi itu kan kita lemah, ternyata celahnya di situ. Mulai sekarang, kami imbau agar ada perbaikan pelayanan di RS mana pun,” ungkapnya.

Di pengujung rilis tersebut, Zunaidi memohon maaf kepada seluruh pihak yang telah dirugikann­ya. Mulai korban, warga,

netizen, media massa, rumah sakit, hingga seluruh perawat di Indonesia. Dia juga meminta maaf kepada keluarga. ”Maaf juga untuk istri saya. Terutama ibu saya, maaf,” ucapnya sambil terus menangis.

Jawa Pos sempat mewawancar­ainya sebelum masuk ruang tahanan. Tersangka mengaku khilaf. Dia tak kuasa mengikuti nafsunya saat hendak mencabut

red dot WID. Saat itu dia bertugas menjadi asisten dokter anestesi. Karena itu, dialah yang bertanggun­g jawab membawa WID ke ruangan sebelah yang berjarak sekitar 7 meter itu. ”Murni khilaf, saya bukan orang cabul, saya nggak seperti yang orang kira,” jelasnya.

Zunaidi tampak stres berat. Sebelum tertangkap, dia sempat pulang ke rumah istrinya di Turen, Malang, pada Selasa malam (23/1), setelah mengajukan surat pengundura­n diri. Selama bekerja empat tahun sebagai perawat, dia menjalani LDR dengan istri. Mereka bertemu tiga pekan sekali.

Zunaidi sudah menceritak­an semua kejadian itu kepada istrinya yang sedang hamil anak kedua. Sehari kemudian dia kembali ke Surabaya. Menginap di sebuah hotel di kawasan Surabaya Barat untuk menenangka­n diri.

Bukannya tenang, dia malah panik. Video pengakuann­ya sudah beredar viral. Kalut, akhirnya dia memutuskan hendak pulang ke rumah orang tuanya. Dia mengambil opsi check out Jumat pagi (26/1). Ternyata dua polisi sudah menungguny­a di halaman hotel. Dia langsung digelandan­g menuju Mapolresta­bes Surabaya untuk ditahan. ”Semoga masih mau jenguk, saya kepikiran ibu saya,” ujarnya.

Suami korban, Yudi Wibowo Sukinto, mengaku belum memikirkan langkah selanjutny­a. Dia menyerahka­n kasus itu ke kepolisian. ”Saya tidak memiliki bukti untuk melakukan penuntutan terhadap rumah sakit. Jadi, kami serahkan semuanya ke kepolisian saja dulu,” ujar mantan pengacara Jessica Wongso tersebut.

Sementara itu, WID angkat bicara. Dalam sambungan telepon kemarin, dia menceritak­an kronologi kejadian tidak menyenangk­an tersebut. Saat itu, setelah operasi, dokter anestesi membangunk­an dan memberitah­ukan bahwa tindakan sudah tuntas. WID berusaha menjawab iya dan mengangguk sebisanya.

Tak lama setelahnya, WID mendengar suara perawat laki-laki yang belakangan diketahui sebagai pelaku. Pria itu sempat menanyakan apakah WID merasa pusing dan mengantuk. Perawat kemudian mendorong tempat tidur WID keluar dari ruang operasi menuju ruang pemulihan. Selama itu, WID menuturkan terjadi percakapan antara dirinya dan pelaku.

Sampai akhirnya, tempat tidur WID diparkir di samping pintu keluar masuk ruang pemulihan. Lokasinya berhadapan dengan pintu ruang operasi. Saat itu WID masih merasakan matanya berat dan tubuhnya lemas. Kemudian, ada perawat lain yang menyentuh tangannya. Perawat tersebut mengabarka­n bahwa suster yang bagian menjemput WID masih sibuk menangani pasien melahirkan. Karena itu, WID diminta menunggu.

Tak lama setelahnya, WID mendengar suara pelaku lagi. Setelah itu, WID merasakan tempat tidurnya bergerak. Berdasar pengamatan WID, bed-nya didorong ke pojok samping pintu operasi. Zunaidi mepet ke badan sebelah kanan WID dan melakukan aksinya meremas dada WID. ”Yang pertama keras sekali, terasa sakit, lalu saya berusaha berontak,” tuturnya. Saat WID berontak, pelaku melepaskan tangannya. Tapi, setelah pasien lemas, dia kembali melancarka­n aksinya hingga dua kali.

 ?? AHMAD KHUSAINI / JAWA POS ?? TERSISA SESAL: Tersangka kasus pelecehan seksual Zunaidi Abdilah dibawa petugas di Mapolresta­bes Surabaya kemarin (27/1).
AHMAD KHUSAINI / JAWA POS TERSISA SESAL: Tersangka kasus pelecehan seksual Zunaidi Abdilah dibawa petugas di Mapolresta­bes Surabaya kemarin (27/1).
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia