Makin Ketat, sampai Harus Inden
Pendaftaran Sekolah Swasta Curi Start
SURABAYA – Awal tahun pelajaran baru 2018–2019 memang masih lama. Namun, sekolah-sekolah swasta sudah membuka jalur penerimaan siswa baru mulai akhir tahun lalu. Banyak juga siswa yang harus inden atau memesan sebelum pendaftaran dibuka. Itu berlaku untuk semua jenjang, mulai SD hingga SMA.
Misalnya, SMA Khadijah. Sekolah yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani itu membuka pendaftaran siswa baru mulai awal Oktober 2017. Pendaftaran itu dibuka dengan penyelenggaraan pameran pendidikan. ’’Sampai sekarang masih berlangsung untuk pendaftaran melalui pameran dan gelombang pertama,” ujar Wakahumas SMA Khadijah Siti Khayunah. Pendaftaran siswa baru untuk gelombang pertama tersebut berlangsung hingga 10 Februari.
Kuota yang disediakan untuk tahun ini adalah 205 siswa. Jumlah itu terbagi menjadi enam rombongan belajar (rombel). Sampai Kamis (25/1), jumlah pendaftar mencapai 63 persen atau 130 orang.
Antusiasme siswa untuk masuk sekolah swasta, lanjut dia, sangat tinggi. Terlebih, asal daerah siswa tidak menjadi pembatas. Siswa sekolah dari kota mana pun bisa mendaftar di sekolah swasta. Pendaftar paling banyak berasal dari kota tetangga, seperti Gresik dan Sidoarjo, hingga yang jauh seperti Pulau Bawean dan Kalimantan.
Karena itu, pihak sekolah tetap optimistis kuota terpenuhi. Pada tahun lalu saja, jumlah pendaftar mencapai 400 orang. Itu berarti tingkat keketatan untuk masuk SMA Khadijah mencapai 1:2. Artinya, dua pendaftar merebutkan satu kursi kuota di SMA Khadijah.
Khayunah menerangkan, pendaftaran dibuka hingga mendekati tahun pelajaran baru. Kalaupun gelombang pertama be- lum memenuhi kuota, pendaftaran dibuka lagi pada gelombang kedua. ’’Tapi, itu juga belum pasti. Kami melihat dulu pada gelombang pertama ini,” terangnya.
Dalam pendaftaran seperti itu, sering kali dijumpai siswa inden. Orang tua order khusus sebelum jalur pendaftaran dibuka. ’’Biasanya ada lima siswa yang inden,” katanya. Kalau sudah inden, mereka biasanya memang benar-benar ingin masuk SMA Khadijah. Meski begitu, siswa inden tetap mengikuti tes masuk.
SMA Al Hikmah juga sudah membuka penerimaan siswa baru. Ada sepuluh rombel yang disediakan tahun ini. ’’SMP Al Hikmah juga menyediakan 10 rombel,” kata Kepala Departemen Full Day School Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah Andik Sugeng Wahyudi.
Penerimaan siswa baru dimulai Desember 2017. Dari total kuota yang disediakan, sampai saat ini jumlah pendaftar sudah mencapai lebih dari 60 persen. ’’Biasanya tingkat keketatannya mencapai 1,5 sampai 1:2. Itu rata-rata tahun sebelumnya,” jelas Andik.
SMP Al Falah Ketintang juga sudah membuka penerimaan siswa baru. Itu dilakukan mulai Selasa (16/1) hingga 23 April. ’’Ada juga yang inden sebelum proses dibuka,” kata Kepala SMP Al Falah Ketintang Fajar Alam. Sama halnya dengan pendaftar lain, siswa inden tetap diwajibkan mengikuti tes yang ditetapkan oleh sekolah.
Kuota penerimaan siswa baru untuk tahun ini mencapai dua rombel. Satu rombel berisi 30 siswa. ’’Jumlahnya tidak banyak, tapi kualitas yang kami jamin. Para siswa harus bisa menghafal Alquran. Itu standar internasional,” terang Fajar.
Fajar menerangkan, pihak sekolah membuka gelombang selanjutnya apabila pendaftar di gelombang pertama belum memenuhi kuota. Mereka juga memberikan prioritas khusus bagi siswa alumnus sekolah Al Falah.