Jawa Pos

Enam Bulan tanpa Kekerasan di Akpol

-

JAKARTA – Wajah Akademi Kepolisian (Akpol) mulai berubah. Gubernur Akpol Irjen Rycko Amelza Dahniel memastikan, selama enam bulan pasca kekerasan senior yang menewaskan Brigdatar M. Adam, sudah tidak ada sama sekali indikasi kekerasan.

Mantan Kapolda Sumatera Utara tersebut menyatakan, tidak adanya indikasi kekerasan selama enam bulan terakhir itu tercipta karena berbagai perubahan yang telah dilakukan. Salah satunya membangun hubungan antara senior dan junior yang lebih terhormat dan humanis. ’’Senior membina junior boleh, tapi tanpa kekerasan,’’ tegasnya kepada Jawa Pos kemarin.

Langkah lain adalah memperbaik­i kualitas dan kuantitas pengasuh. Dulu pengasuh taruna hanya 60 orang. Setiap pengasuh bisa mengawasi lebih dari 60 taruna. Jumlah tersebut sangat tidak seimbang dan membuat pengasuh tidak bisa mendalami karakter taruna.

Jumlah pengasuh ditambah menjadi lebih dari 140 orang atau naik sekitar 105 persen. Setiap pengasuh kini mengawasi 20 siswa. Dengan begitu, pengasuh bisa mendalami karakter taruna, pendidikan, dan latar belakang keluargany­a serta aspek lain. ’’Tentunya untuk memberikan pengasuhan yang tepat,’’ imbuhnya.

Pengasuh juga bukan orang buangan, melainkan polisi yang berprestas­i. Misalnya, komandan mentornya merupakan anggota Brimob terbaik. ’’Dia ini sekarang berpangkat kombespol dan setelah selesai menjadi komandan mentor Akpol, akan pecah bintang,’’ ujarnya.

Pengasuh diambil dari Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri peringkat pertama hingga keempat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia