Ajak Lebih Waspada Keselamatan Anak
DPRD Kota Surabaya Berkunjung ke SD Muhammadiyah 4 Surabaya
DPRD Kota Surabaya memiliki komitmen teguh mewujudkan Surabaya sebagai kota layak anak. Kepedulian tersebut tidak hanya ditunjukkan dengan mendorong fasilitas fasilitas khusus yang ramah anak. Namun, juga perhatian menyeluruh mengenai kualitas hidup dan jaminan keamanan. Perlindungan serta pendidikan anak pun jadi prioritas.
Maka dari itu, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji pun bergerak cepat merespons peristiwa penculikan yang menimpa salah seorang pelajar SD Muhammadiyah 4 Surabaya beberapa waktu lalu. Meski si Anak saat ini sudah kembali ke orang tuanya, Cak Ji, sapaannya, tetap ingin menindak lanjuti peristiwa tersebut.
Bersama rombongan Komisi D, Cak Ji pun berkunjung ke SD Muhammdiyah 4 Surabaya Jumat (26/1) lalu. Mereka yang turut serta di dalamnya adalah Reni Astuti, Junaedi, dan Dyah Katarina. Beberapa arahan dan motivasi langsung diberikan saat bertemu dengan para pelajar. Mereka dihimbau agar lebih waspada agar kejadian semacam itu tidak terulang.
”Melalui kunjungan ini, kami ingin memberikan support kepada pihak sekolah dan siswa-siswi SD Muhammadiyah 4. Kami ingin memotivasi dan memberikan suntikan semangat kepada anak-anak agar berani dan lebih waspada jika bertemu dengan orang yang tidak dikenal,” jelas Cak Ji.
Sebagai wakil rakyat, Cak Ji juga ingin mengajak pelajar, guru, wali murid, dan semua elemen masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Sebab, kejadian-kejadian seperti itu memanfaatkan kelengahan orang tua dan orang-orang di sekitar. Yang paling penting, generasi penerus bangsa harus tumbuh dan berkembang secara alami tanpa gangguan-gangguan berbahaya.
Menurut Cak Ji, Surabaya telah memiliki perda nomor 6 tahun 2011 terkait perlindungan anak. Namun, hingga saat ini pelaksanaan perda tersebut masih kurang maksimal. Untuk itu, DPRD Kota Surabaya berupaya mendorong pemerintah kota menyiapkan serta memperkuat karakter Surabaya sebagai kota ramah anak.
Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Reni Astuti juga mengungkapkan kejadian tersebut dapat menjadi momentum bagi Pemkot Surabaya untuk lebih berbenah. Bahwa misi menjadikan Surabaya sebagai kota layak anak tidak boleh kendur. Menurutnya, regulasi yang tepat dapat mempermudah mewujudkan cita-cita bersama tersbut.
”Namun, sinergitas berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam perwujudan hal tersebut. Orang tua, sekolah sebagai sarana edukasi, lingkungan RT-RW, atau pun masyarakat Surabaya harus ikut serta, sehingga semuanya lebih aware dan hal-hal semacam ini bisa dicegah,” papar Reni.
Dyah Katarina pun menyebutkan bahwa perda nomor 6 tahun 2011 merupakan payung hukum yang harus dimaksimalkan. Masyarakat tidak boleh takut atau ragu untuk melaporkan tindak kekerasan terhadap anak.
”Kami berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap kasus kekerasan kepada anak. Jika melihat tindak kekerasan terhadap anak terjadi, mohon untuk segera menelpon 112 yang merupakan call center kota Surabaya,” ujar Dyah.
Sebenarnya, langkah-langkah preventif sudah ditempuh Pemkot Surabaya untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama lewat pemasangan CCTV di beberapa titik. Sebab, CCTV tersebut dapat berfungsi lebih dari sekadar memantau situasi lalu lintas. Namun, juga menjadi sarana merekam kejadian atau tindak kriminal.
Puji Respons Cepat SD Muhammadiyah 4
DPRD Kota Surabaya sangat mengapersiasi kesigapan pihak sekolah dan para wali murid SD Muhammadiyah 4 saat kasus penculikan tersebut terjadi. Kepedulian semua elemen itu patut diacungi jempol.
”Padahal kejadian tersebut tidak terjadi di sekolah, tapi pihak sekolah dan seluruh elemen sekolah baik walimurid dan para guru all-out dan mengerahkan semua kemampuannya demi menemukan siswanya hingga akhirnya ketemu,” puji Cak Ji.
Ke depannya, Cak Ji juga berharap agar di lokasi-lokasi tertentu mendapat pengawasan lebih ketat. Salah satu solusinya adalah menempatkan anggota satpol PP atau linmas sebagai tindakan antisipasi. Masyarakat sekitar juga harus tanggap kalau terjadi hal-hal yang mencurigakan. Surabaya harus benar-benar memiliki kesan sebagai kota yang aman.
Kabar terbaru, korban yang saat ini sudah kembali ke keluarganya dalam masa pemulihan. Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 4 Surabaya Edy Susanto. Menurutnya, pelajar bersangkutan belum bisa mengikuti proses belajar.
Edy pun berharap agar si anak bisa kembali ceria seperti semula. ”Kami juga telah mengajak teman-temannya agar tidak membahas atau menyinggung hal tersebut lagi, agar sang anak bisa pulih dari traumanya,” paparnya.
Keamanan dan keselamatan anak juga harus jadi prioritas jika ingin Surabaya jadi kota yang layak anak.”
ARMUJI Ketua DPRD Kota Surabaya