Jumatan, Masih Banyak Warkop Buka
GRESIK – Kebijakan Kades Suci Khoirul Dholam dan Camat Manyar Abdul Hakam belum benar-benar efektif. Larangan buka warung kopi (warkop) saat salat Jumat masih dicueki sebagian pemilik warkop.
Jumat (26/1) warga Desa Suci melangkah beriringan menuju masjid setempat. Jamaah melewati Jalan KH Syafi’i, Suci. Langkah mereka tergesa-gesa. Azan pertama sudah berkumandang. Khatib segera naik mimbar untuk khotbah.
Di tengah suasana Jumatan, ternyata masih banyak warkop yang tetap buka. Pengunjungnya tetap nongkrong. Mereka asyik mengobrol. Sambil menyeruput kopi, mereka bermain gadget. ”Baru pulang kerja. Ngopi dulu,” kata Anam, seorang pengunjung warkop. Anam dan dua rekannya bekerja di kawasan Maspion, Manyar.
Pemandangan serupa terlihat di sejumlah warkop. Di antaranya, kawasan Penganden, Suci, Sukomulyo, dan Yosowilangon. Padahal, ada edaran dari kecamatan tentang imbauan agar mereka menutup warkop sementara pada Jumat siang. Yakni, pukul 11.00–13.00.
Camat Abdul Hakam ternyata sedang umrah. Perannya digantikan sementara oleh Sekretaris Camat Heru Budi Setiawan. Kepada Jawa Pos, dia mengakui bahwa SE tersebut belum bisa dijalankan sepenuhnya. ’’Memang, masih banyak (warkop, Red) yang buka,” katanya. Saat ini belum ada tindak lanjut. Misalnya, inspeksi mendadak bersama satpol PP. ”Ada rencana itu (sidak). Kami masih berkoordinasi,” imbuhnya.
Kades Khoirul Dholam juga mengaku belum bisa berbuat banyak. Masih banyak warkop yang buka di wilayahnya pas Jumatan. Dia menyatakan akan menerjunkan petugas khusus untuk mengecek ke lapangan. ”Personelnya sedang disusun,” ujarnya.
Di sisi lain, DPRD Gresik meminta desa atau kecamatan proaktif. Tidak hanya menyebarkan surat edaran. Pemerintah juga perlu mengumpulkan para pemilik warkop untuk sosialisasi. ”Sebagian besar penjaga warkop bukan pemilik. Mereka hanya pekerja,” ungkap Ketua Komisi IV DPRD Gresik Khoirul Huda.