Jawa Pos

5 Tahun, 160 Bayi Tabung Dilahirkan

-

SURABAYA – Bayi tabung menjadi salah satu solusi pasangan yang sudah lama menikah, tetapi belum memiliki anak. Dengan metode itu, 45 persen perempuan berhasil hamil. Namun, hanya 30 persen yang berhasil sampai melahirkan. Arum Dewi W. adalah salah satunya.

Perempuan asal Cilacap tersebut menunggu 17 tahun hingga akhirnya dikaruniai anak. ”Sudah mencoba berbagai cara waktu itu, tapi gagal. Ternyata, pas dilakukan pemeriksaa­n, ada miom di rahim,” ujarnya dalam acara family gathering klinik fertilitas Graha Amerta-Tiara Cita Surabaya di Hotel Swiss-Belinn, Manyar, kemarin (28/1).

Setelah pengangkat­an miom, Arum sempat ditawari untuk hamil normal. Lantaran saat itu usianya menginjak 37 tahun, dia menolak dan langsung memilih program bayi tabung. Program tersebut berhasil hingga melahirkan Az-Zahra Berlian Amerta. ”Waktu itu, ada embrio yang disimpan. Dua tahun setelah melahirkan, akhirnya ditanam lagi, tapi nggak berhasil,” kenangnya.

Koordinato­r Klinik Fertilitas Graha Amerta-Tiara Cita dr Relly Y. Primariawa­n SpOG menyebutka­n, dalam 5 tahun terakhir, ada 160 bayi tabung yang dapat dilahirkan. Jumlah tersebut jauh lebih kecil daripada pasangan yang berobat. Yakni, 250 pasangan setiap tahun. ”Kalau usia sudah tua, kualitas telur jelek. Inilah yang menjadi salah satu penyebabny­a,” jelasnya.

Prof dr Samsulhadi SpOG (K), salah satu dokter di klinik, menyebutka­n jika kebanyakan pasien memang datang pada usia yang sudah cukup berumur. ”Padahal, semakin muda usia obat-obatan yang digunakan makin sedikit sehingga biayanya juga lebih sedikit,” tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia