Bonek Tengah, Aremania Selatan
Rekayasa Polisi agar Suporter Tidak Bentrok Ribuan Fans ke Solo Mulai Hari Ini
SURABAYA – Perhatian penggemar sepak bola tanah air akan tertuju ke Solo. Kota Bengawan akan menjadi tuan rumah babak delapan besar Piala Presiden 2018 pada Sabtu hingga Minggu, 3–4 Februari
J
Mulai hari ini, gelombang puluhan ribu suporter akan memasuki Kota Solo.
Sekitar 50 ribu suporter diprediksi datang ke Solo untuk menyaksikan babak delapan besar. Animo tinggi suporter itu tidak lepas dari lolosnya klub-klub legendaris dengan basis suporter sangat besar. Sebut saja Persebaya Surabaya, Arema Malang, dan Persija Jakarta. Lima tim lain sejatinya juga punya fans besar. Namun, karena home base mereka di luar Jawa, diperkirakan tidak banyak suporter yang datang.
Kedatangan Bonek (suporter Persebaya) dan Aremania (fans Arema) mendapatkan atensi tersendiri dari Polresta Surakarta. Itu tidak lepas dari riwayat perseteruan kedua kelompok suporter.
Persebaya dan Arema sebenarnya tidak akan bertemu. Arema akan menghadapi Sriwijaya FC pada Minggu. Sedangkan Persebaya akan berhadapan PSMS Medan besok. Namun, kerawanan tetap akan muncul jika Aremania bertemu dengan Bonek. Karena itu, pihak berwajib dan panpel mengantisipasi pertemuan suporter dua tim itu.
Sebagai antisipasi, Polresta Surakarta akan memisahkan jalur yang bakal dilalui Bonek dan Aremania. Dalam surat edaran yang dikirimkan Polresta Surakarta kemarin (1/2), Bonek akan dilewatkan jalur tengah, sedangkan Aremania selatan (lihat grafis).
”Kami akan all-out mengamankan penyelenggaraan babak delapan besar Piala Presiden 2018,” kata Kabag Ops Polresta Surakarta Kompol Arief Joko kemarin. ”Apalagi, turnamen ide dari Bapak Presiden, Pak Jokowi, asli Solo. Kami tidak ingin malu gagal mengamankan,” lanjutnya.
Di sekitar Stadion Manahan, 2.200 personel gabungan akan diterjunkan. Sedangkan pengamanan mobilisasi suporter sudah dikoordinasi di level polda. Termasuk Polda Jatim.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menyatakan, jajarannya juga akan all-out mengamankan rangkaian laga itu. Apalagi, Bonek dan Aremania diprediksi menjadi kelompok suporter yang paling banyak tret-tet-tet ke Solo. ”Total pengamanannya ada 400 personel di sepanjang jalur berangkat dan pulang,” kata Barung.
Selain itu, ada 300 personel satuan Brimob yang disiagakan di Mapolda Jatim. Pengamanan kali ini menggunakan model estafet. Artinya, personel pengamanan akan mengantar rombongan kedua suporter hingga batas kota. ”Misalnya, Polres Mojokerto ya dari awal masuk sampai batas kota saja, lalu gantian selanjutnya,” jelas dia.
Jumlah personel yang disiagakan di tiap polres jajaran di Jatim cukup beragam. Angkanya 100– 500 personel. Polres Ngawi, misalnya, akan menyiagakan 500 personel di sejumlah ruas jalan yang bakal dilewati dan sejumlah objek vital. ”Jalanan utama, stasiun, dan pertokoan yang paling utama,” tutur polisi dengan tiga melati di pundak itu.
Selesai Pertandingan
Langsung Pulang Untuk memperkuat pengamanan, Polresta Solo juga berkoordinasi dengan kelompok suporter asli Solo, Pasoepati.
Mereka diminta membantu mengamankan kedatangan Bonek dan Aremania. Pasoepati diharapkan jadi peredam emosi bagi dua elemen yang ditakutkan bakal bertemu di jalanan Kota Solo.
’’Kami tegaskan agar Bonek ataupun Aremania berangkat berkelompok. Jangan mencarmencar. Kami tidak ingin ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi,’’ ujar Kompol Arief Joko.
Arief meminta Bonek dan Aremania tidak keleleran seusai laga. Mereka harus langsung keluar Kota Solo, pulang ke rumah masing-masing, sesuai kesepakatan. ’’Saya tekankan, kami tidak main-main jika sudah mengeluarkan peraturan. Ini demi kebaikan bersama, agar kondisi tetap kondusif,’’ paparnya.
Dia menegaskan tidak pernah beranggapan buruk kepada Bonek dan Aremania. Arief sangat suka jika suporter sopan dan tidak mengganggu ketertiban umum. ’’Tidak menjarah, tidak bikin ulah. Itu saja,’’ ucapnya.
Sementara itu, pentolan Bonek Tulus Budi mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian ataupun Pasoepati. Dia juga sudah menyetujui seluruh kesepakatan yang ada. ’’Kami apresiasi atas semua pihak yang sudah membantu agar pertandingan Persebaya bisa lancar,’’ tuturnya.
Dia juga mengingatkan rekanrekan Bonek agar benar-benar menaati peraturan. Khususnya mereka yang melakukan estafetan. Diharapkan, Bonek bisa ikut bergabung dan masuk ke Solo bersama-sama. ’’Kalau sudah berkoordinasi dengan Pasoepati, ya tidak apa-apa. Pokoknya yang sopan dan taat peraturan,’’ ungkapnya.
Atensi Mabes Polri Sementara itu, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menuturkan, asisten operasi (Asops) Kapolri telah menyiapkan manajemen keamanan untuk menghadapi babak delapan besar Piala Presiden. ”Setiap Kapolda juga telah dibrifing terkait manajemen keamanan tersebut,” katanya kemarin.
Sampai saat ini, kondisi terkendali, tidak ada gejolak. Sebab, dalam mengelola fanatisme supporter, Polri melakukan pencegahan secara preemtif dan preventif. ”Caranya, dengan koordinasi bersama koordinator lapangan suporter, klub, dan pemerintah daerah,” terangnya saat ditemui di kantor Divhumas Polri kemarin.
Bila diketahui ada pertandingan antarklub yang memiliki catatan atau latar belakang kekerasan, tentu persiapan lebih dilakukan. Misalnya antara Persebaya dan Arema. ”Pengawalan perlu dilakukan agar tidak terjadi bentrok, baik dari penghadangan atau pelemparan batu,” jelasnya.
Suporter kedua klub akan dikawal dari pemberangkatan hingga tiba di stadion. Menurut dia, bila diperlukan, juga bisa disiapkan kendaraan agar mereka tidak terpecah-pecah. ”Begitu pula dengan kepulangan suporter, juga akan dikawal,” ujarnya.
Namun, sebenarnya untuk suporter Persebaya, Bonek, sudah ada perubahan yang berarti. Bonek sudah berhijrah karena telah diimbau secara intensif. Dari yang jargonnya ”Wani Mati” menjadi ”Wani Tertib”. ”Saya kan dulu di Surabaya. Saya sudah mengetahui bagaimana kondisinya,” terangnya.