KLB Campak dan Gizi Buruk di Papua Usai
JAKARTA – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memastikan Satgas Kesehatan sudah menjangkau seluruh kampung di Kabupaten Asmat. Keterangan itu sekaligus menegaskan bahwa kejadian luar biasa (KLB) di wilayah tersebut selesai. Selanjutnya, prajurit TNI diberi tugas memantau dan mendampingi masyarakat agar tidak kembali terserang campak maupun gizi buruk.
Sesuai laporan serta hasil peninjauan kemarin (1/2), Hadi menyampaikan bahwa hanya laporan dari 27 kampung yang belum diterima petugas di Agats maupun Timika
J
Sedangkan laporan dari 197 kampung lainnya sudah disampaikan personel gabungan yang dikerahkan sejak Selasa (16/1). Meski begitu, dia memastikan Satgas Kesehatan sudah berada di 27 kampung tersebut.
Berdasar data terakhir yang diterima Kodam XVII/Cenderawasih, Satgas Kesehatan sudah memberikan vaksin kepada 13.960 anak. Mereka juga sudah mengobati 867 anak yang terkena campak dan gizi buruk. Dengan perincian, 647 anak menderita campak dan 220 anak gizi buruk. Kemudian, data itu mencatat jumlah total korban meninggal sebanyak 72 jiwa. ”Tindakan dokter dan paramedis lebih lanjut adalah mendatangi, memantau, dan memeriksa pasien yang sudah pulang,” ucap Hadi.
Tugas tersebut berlaku mulai kemarin sampai sembilan bulan ke depan. Mantan KSAU itu memastikan anak buahnya siap menjalankan tugas tersebut. Mereka juga bakal menjalin kerja sama dengan instansi, lembaga, serta kementerian lain agar pemantauan lebih efektif. Itu perlu lantaran kendala komunikasi dan transportasi harus dipecahkan bersama-sama.
Untuk saat ini, sambung Hadi, pihaknya sudah menyiapkan alat komunikasi bertenaga matahari yang bisa diandalkan untuk bertukar informasi dari kampung ke distrik. Sedangkan untuk menutup kebutuhan alat transportasi jalur air, dia sudah memerintah TNI-AL mengirim tambahan armada. ”TNI akan membantu membuka jalur transportasi dengan mengerahkan kapal angkatan laut yang besar maupun yang lebih kecil melalui sungai dan rawa-rawa untuk masuk ke 224 Kampung di Asmat,” terangnya.
Lebih lanjut, panglima berjanji segera berkoordinasi dengan semua pihak yang punya tanggung jawab membantu masyarakat di Kabupaten Asmat. Baik yang berkaitan dengan persoalan pangan, pendidikan, maupun masalah lainnya. ”Sehingga Mabes TNI akan berkoordinasi dengan kementerian dalam rangka pendampingan pertanian, perikanan, dan pendidikan,” ucap Hadi.
Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah menuturkan, hasil kunjungan panglima ke Kabupaten Agats kemarin bakal disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
”Untuk ditindaklanjuti oleh kementerian dan bidang-bidang yang lain,” ujarnya. Sabrar mencontohkan, Kementerian Pertanian bakal diminta membantu masyarakat agar punya kemampuan lebih baik dalam bercocok tanam. Tujuannya, ketahanan pangan masyarakat di Kabupaten Asmat meningkat. ”Supaya masyarakat di sana (Kabupaten Asmat) juga punya ketahanan pangan dengan bertanam sendiri,” terangnya.
Selain kementerian yang membidangi masalah pangan dan pendidikan, pihaknya bakal minta bantuan kementerian lain. Misalnya Kemenkominfo. Mabes TNI akan meminta mereka menyediakan akses informasi dan komunikasi yang lebih baik. ”Saya kira nanti itu akan dibicarakan semua bagian,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengakui, jumlah dokter di Papua, khususnya di Asmat, masih minim. Saat ini di Kabupaten Asmat ada 13 puskesmas. Selain itu, ada satu RS baru yang sedang dibangun. Jumlah tenaga kesehatannya hanya 177 orang. ”Dokternya hanya tujuh, (termasuk) dokter spesialis satu orang, dokter bedah,” terangnya di kompleks istana kepresidenan kemarin.
Hingga saat ini, sudah ada sekitar 13.300 anak di Asmat yang diimunisasi campak untuk jangka pendek. Langkah berikutnya, imunisasi tetap dilakukan rutin. ”Kalau bisa diulang saja (semua) dari imunisasi wajib dan juga imunisasi lanjutan itu, bisa kami lakukan,” tutur Nila.