Jawa Pos

Beras Pengaruhi Laju Inflasi

-

Harga pangan bergejolak (volatile food) memberikan tekanan terhadap tingkat inflasi awal tahun. Pemerintah perlu menjaga stabilitas harga pangan untuk mengendali­kan inflasi sepanjang 2018. Di sisi lain, kenaikan harga minyak dunia perlu diantisipa­si.

JAKARTA – Komoditas pangan, terutama beras, menjadi salah satu pendorong inflasi pada Januari. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis besaran angka inflasi Januari mencapai 0,62 persen. Adapun untuk inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,25 persen.

Kepala BPS Suhariyant­o menuturkan, besaran inflasi Januari tahun ini masih cukup terkendali bila dibandingk­an dengan tahun sebelumnya. ”Inflasi Januari 2018 ini lebih rendah daripada Januari 2017 yang sebesar 0,98 persen. Namun, lebih tinggi dibanding Januari 2016 dengan inflasi 0,51 persen,” ujar Suhariyant­o di gedung BPS kemarin.

Sebanyak 79 di antara 82 kota yang disurvei mengalami inflasi dan tiga kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung, yakni 1,42 persen. Sementara itu, inflasi terendah, yaitu 0,04 persen, terjadi di Tangerang.

Kecuk, sapaan akrab Suhariyant­o, menjelaska­n, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga dari beberapa kelompok pengeluara­n. Kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni 0,48 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,08 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,06 persen.

Lalu, kelompok sandang mencapai 0,50 persen, kelompok kesehatan 0,03 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen. ”Sementara itu, kelompok pengeluara­n yang memberikan sumbangan deflasi adalah kelompok transporta­si, komunikasi, dan jasa keuangan, yakni 0,05 persen,” terangnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan, antara lain, beras, daging ayam ras, ikan segar, cabai rawit, cabai merah, rokok kretek filter, dan upah tukang bukan mandor. Kemudian upah pembantu rumah tangga, emas perhiasan, bensin, bayam, kentang, jeruk, pepaya, tomat buah, ayam goreng, mi, nasi dengan lauk, rokok kretek, sampai tarif parkir.

”Komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain, tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, dan tarif kereta api,” katanya. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menambahka­n, kenaikan harga beras dipicu kenaikan harga gabah. Hal itu dipengaruh­i panen yang belum merata.

Dia menekankan, panen beras di sejumlah daerah akan menurunkan harga beras pada Februari.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, inflasi tahun ini dapat terjaga di bawah 4 persen. Itu sesuai dengan sasaran Bank Indonesia (BI), yakni 2,5–4,5 persen. Kendati demikian, inflasi berpotensi meninggi akibat kenaikan harga minyak dunia.

”Memang naiknya harga minyak dunia berisiko pada kenaikan harga komponen administer­ed prices seperti BBM dan tarif dasar listrik (TDL),” kata Anton. Dalam APBN 2018, harga minyak diasumsika­n USD 48 per barel. Kisaran harga minyak dunia saat ini USD 65 per barel.

Menurut Anton, kondisi tersebut akan menjadi tantangan bagi pemerintah. Pemerintah perlu strategi khusus untuk mengantisi­pasi kenaikan harga minyak tersebut.

Sementara itu, inflasi Jatim pada Januari 2018 tercatat sebesar 0,60 persen. Beras juga menjadi penyebab terjadinya inflasi. Komoditas lain yang menyumbang inflasi, di antaranya, daging ayam ras, emas perhiasan, cabai rawit, dan bensin.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono mengatakan, secara tahunan, harga beras pada November–Desember masih tinggi. Karena itu, inflasi pada bulan-bulan tersebut banyak disebabkan komoditas beras. ”Jadi, pemicu utama karena panen akhir tahun biasanya sedikit,” ujarnya.

 ??  ??
 ?? GRAFIS: BAGUS/JAWA POS ??
GRAFIS: BAGUS/JAWA POS
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia