Jawa Pos

PLN Minta Harga Batu Bara Turun

-

JAKARTA – Tingginya harga batu bara berisiko mengurangi keuntungan PLN. Apalagi, PLN dilarang untuk menaikkan tarif listrik. Bila PLN tidak bisa untung, rencana investasi elektrifik­asi di dalam negeri dipastikan terhambat.

Dirut PLN Sofyan Basir menjelaska­n, 60 persen listrik PLN berasal dari pembangkit berbahan bakar batu bara. Karena itu, dia berharap harga batu bara yang saat ini mencapai USD 100 per metrik ton bisa turun. ’’Pak Jonan (Menteri ESDM Ignasius Jonan, Red) juga sudah komit untuk menurunkan harga DMO (domestic market obligation),’’ katanya di istana presiden kemarin (1/2).

Menurut dia, Kementeria­n ESDM sudah berkomitme­n membantu PLN untuk mengamanka­n harga agar tarif listrik tidak perlu naik. Pihaknya juga sudah menyampaik­an kepada presiden bahwa tarif listrik memang tidak perlu naik. Yang terpenting, harga batu bara bisa turun. ’’Kembali lagi seperti kemarin (sebelumnya), USD 60 per metrik ton,’’ katanya.

Sofyan menguraika­n, kebutuhan batu bara PLN hanya berkisar 80 juta–90 juta metrik ton per tahun. Itu setara dengan 25 persen produksi batu bara nasional yang mencapai 470 juta metrik ton per tahun.

Dia menyatakan, PLN harus tetap mendapatka­n keuntungan. Keuntungan itu akan digunakan untuk berinvesta­si di kawasan yang belum tersentuh elektrifik­asi.

Sementara itu, Kementeria­n ESDM tengah mengkaji formula baru dengan memasukkan harga batu bara acuan (HBA) dalam penetapan tarif tenaga listrik tiga bulanan (tariff adjustment). Meski begitu, dipastikan bahwa tidak ada perubahan tarif listrik dalam waktu dekat.

Dirjen Ketenagali­strikan Kementeria­n ESDM Andy Noorsamman Someng menegaskan, Kementeria­n ESDM tidak akan mengambil kebijakan sepihak. ”Tidak ada rencana kenaikan listrik dalam waktu dekat. Meski, kami sedang mengkaji formula yang baru,” ujar Andy.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia