Jawa Pos

Karena Sangat Terpukul

-

KEINGINAN mengakhiri hidup sempat dimiliki Lili (bukan nama sebenarnya), 28. Buat yang mengenal sosok Lili, hal tersebut jelas aneh. Sebab, bungsu di antara dua bersaudara itu dikenal menyenangk­an. ’’Dia anaknya ramah dan smart. Waktu SMA dan kuliah sering ikut lomba debat dan sering

ranking paralel,’’ ungkap salah seorang temannya via surel kepada Jawa Pos.

Lili menyatakan, hal itu tidak lepas dari pola asuh orang tuanya yang keras. ’’Sejak kecil, mami dan papi membiasaka­n aku sama kakak buat belajar rajin. Ikut lomba biar dapat beasiswa,’’ kenangnya.

Namun, hal itu berubah drastis semenjak sosok ayah hilang. ’’Papi selingkuh. Udah dong, mami langsung minta cerai. Sempat drama juga soalnya selingkuha­n papi resek,’’ kenang Lili. Kala itu, dia masih berstatus mahasiswa baru.

Setelah bercerai, papi Lili malah bunuh diri. Kondisi itu membuat Lili limbung. Maklum, dia amat dekat dengan sang ayah. ’’Semua-mua sama papi. Papi nggak ada, aku bingung banget,’’ tuturnya.

Masa kehilangan sosok ayah membuatnya dekat dengan Putra, juga bukan nama sebenarnya. Karena nyaman, mereka berpacaran. ’’Dia minta hubungan badan. That’s it. Aku hamil dan dia langsung hilang,’’ ungkapnya. Lili terpukul. Keluarga dinilainya tidak membantu. ’’Kakak malah nyuruh aku aborsi dan jadi pekerja seks komersial,’’ sambung Lili.

Tekanan bertambah ketika dosen pembimbing­nya kala itu menaruh sentimen buruk. Kesibukan itu masih ditambah jadwalnya mengajar dan menjadi pelayan resto paro waktu.

’’Aku sempat coba bunuh diri,’’ bebernya. Dia menjajal beberapa cara. Bekas luka pun hingga kini masih ada. Dia beberapa kali dilarikan ke rumah sakit. Sebab, dia sering ditemukan pingsan di kamar kos. ’’Efek obat. Aku kira mati, ternyata tidak. Aku sempat nangis. Tuhan, kenapa mau ’pergi’ saja susah,’’ ucapnya.

Lili seakan disadarkan ketika kandungann­ya memasuki lima bulan. Dia ingat, momen itu terjadi pada 2012. ’’Dia (si jabang bayi) menendang. Pas saya mau percobaan (bunuh diri). Nangis lah aku,’’ ceritanya. Lili berubah. Semangat hidup yang tadinya hilang kembali. Akhirnya, pada 2013, dia resmi diwisuda. Putri kecilnya lahir tiga bulan setelah kelulusan.

Setahun kemudian, penyintas itu pindah ke ibu kota. Di sana, Lili menjalani bisnis

online shop sambil menjadi pengajar sebuah TK. ’’My daughter gives me purpose, ’’ sebutnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia