Proyek Air Layak Minum Dimulai di Ngagel Tirto
SURABAYA – Pilot project Zona Air Minum Prima (ZAMP) PDAM akhirnya dimulai kemarin (1/2). Petugas terlebih dahulu mengisolasi kawasan Ngagel Tirto IV dan V untuk memastikan air minum yang dialirkan tidak terkontaminasi oleh sumber lain. Bila benar-benar bersih, nanti air yang mengalir ke rumah warga bisa langsung diminum.
Awalnya, petugas menutup empat valve atau katup untuk mengisolasi kawasan yang dihuni 300 pelanggan PDAM itu. Proses pengecekan tersebut membuat aliran air di daerah Ngagel dan Bratang Gede mati selama dua jam. ”Memang harus benar-benar steril saat diimplementasikan nanti,” ujar Marven Katamsi, koordinator proyek ZAMP.
Sebenarnya, selama ini air yang dihasilkan PDAM bisa dikonsumsi. Namun, air tersebut terkontaminasi oleh jaringan pipa yang sudah tua. Kebocoran juga membuat material dari luar bercampur ke dalam pipa. Karena itulah, air PDAM tidak dianjurkan untuk diminum secara langsung. Jika ingin mengonsumsinya, disarankan memasaknya terlebih dahulu.
Dia menerangkan bahwa proyek tersebut ditargetkan tuntas pada pertengahan tahun nanti. Namun, PDAM mengupayakan agar proyek tersebut bisa lebih cepat. Setelah proyek terwujud, PDAM bakal menjadikan kawasan yang diisolasi itu sebagai zona laboratorium. Bukan hanya kualitas air, tanggapan dan keluhan warga selama ZAMP diterapkan juga menjadi bekal sebelum memperkenalkan layanan tersebut kepada publik secara luas.
Dirut PDAM Mujiaman Sukirno menargetkan filter air khusus terpasang pada akhir Februari. Namun, seluruh komponen harus dicek. Mulai perpipaan hingga keran air. Semuanya harus foodgrade. ”Tahap awal nanti mungkin belum bisa diminum. Setelah benar-benar steril, nanti kami sarankan untuk meminumnya,” jelas alumnus teknik kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Menurut dia, saat ini mayoritas warga masih menggantungkan konsumsinya pada air minum dalam kemasan (AMDK). Dia menilai harga AMDK sangat mahal. Saat ini harga AMDK 1,5 liter Rp 5 ribu.