TPT Surabaya Masih Tinggi
SURABAYA – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Surabaya diprediksi tetap tinggi tahun ini. Besarnya 6–7 persen dari total angkatan kerja. Tingginya TPT tersebut tidak lepas dari persaingan kerja yang ketat dan belum terintegrasinya keterampilan pelamar dengan kebutuhan lapangan kerja.
Prediksi itu tercatat dalam rancangan kerja pemerintah daerah (RKPD) Surabaya 2018. Persentase TPT itu naik dari tahun 2017 yang mencapai 5,98 persen dari total 1,4 juta angkatan kerja.
Selama dua tahun terakhir, persentase TPT di Surabaya jika dibandingkan TPT Jatim masih terlalu tinggi. Pada 2017 misalnya. Persentase TPT Jatim hanya 4 persen, sedangkan TPT nasional mencapai 5,5 persen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya Dwi Purnomo menjelaskan, masih tingginya TPT di metropolis itu tidak terlepas dari aktivitas dan posisi Surabaya. Sebagai ibu kota provinsi, Surabaya masih menjadi tujuan favorit para pekerja dari daerah Jatim. ”Jadi, lapangan pekerjaan di Surabaya menjadi sasaran banyak orang. Bukan hanya warga Surabaya,” terangnya.
Untuk mengatasi TPT, Dwi menyebut disnaker sedang mengintensifkan pendataan angkatan kerja di Surabaya. Baik yang sedang mencari pekerjaan maupun yang sudah mendapatkan pekerjaan.
Pendataan itu dilakukan, salah satunya, dengan mengimbau angkatan kerja untuk memiliki kartu pencari kerja (AK-1). Kepemilikan kartu tersebut penting agar para pencari kerja bisa mendapat peluang lebih besar dalam persaingan.