Jawa Pos

Pemain Termahal Memilih Nomor 14

- Wartawan Jawa Pos

NOMOR punggung adalah pulung, keberuntun­gan. Pele dan Maradona merupakan legenda pemilik nomor punggung 10. Franco Baresi ditabalkan sebagai bek kelas dunia dengan nomor 6. Marco van Basten menaklukka­n Eropa dengan nomor 9. Ryan Giggs bermain sampai usia 40 tahun dengan nomor 11.

Dan tuah nomor 14 sepertinya yang paling laris pada bursa transfer musim dingin ini. Catat saja, ada tiga nama ”mahal” yang samasama memakai nomor yang dimasyhurk­an Johan Cruijff itu di klub anyarnya saat ini. Mereka adalah Philippe Coutinho di Barcelona, Pierre-Emerick Aubameyang di Arsenal, dan Aymeric Laporte di Manchester City.

Coutinho hijrah dari Melwood menuju Ciutat Esportiva Joan Gamper dengan harga tebusan mencapai EUR 160 juta (Rp 2,69 triliun). Banderol yang membuat pemain berjuluk Si Penyihir Kecil itu jadi rekrutan termahal Barca sepanjang sejarah.

Banderol Auba memang masih di bawah Coutinho, yakni GBP 56 juta (Rp 1,06 triliun). Akan tetapi, uang itu sudah cukup membuat Auba sejajar dengan Coutinho untuk urusan status pembelian termahal dalam sejarah klub.

Tak seperti dua nama mahal yang fungsi utamanya menajamkan unit penyeranga­n, Aymeric Laporte datang ke Etihad Stadium dengan tujuan menebalkan tembok lini pertahanan tim asuhan Pep Guardiola. Padahal, sebelumnya musim ini Guardiola sudah mendatangk­an Kyle Walker, Benjamin Mendy, dan Danilo sebagai amunisi lini belakang.

City menyetor GBP 57 juta (Rp 1,08 triliun) untuk mendapatka­n jasa Laporte dari Athletic Bilbao. Versi BBC, angka transfer itu membuat bek 23 tahun tersebut lebih mahal GBP 2 juta ketimbang rekor pembelian klub sebelumnya di musim panas 2015. Yakni ketika membayar Kevin De Bruyne dari VfL Wolfsburg.

Nah, seperti halnya sejarah yang diyakini berulang, jadilah tiga nama mahal itu menapaktil­asi nomor punggung para pendahulun­ya. Dengan harapan mereka bisa sesukses atau malah lebih sukses daripada pemilik nomor sebelumnya.

Memang sih, tak semua pendahulu pemilik nomor 14 di tiga klub itu meraih sukses. Namun, harapan dalam nomor punggung yang disematkan kepada Coutinho, Auba, dan Laporte melambung karena merekalah pemegang rekor transfer pembelian klub musim ini.

Nomor 14 di Barca bukan kategori keramat. Cuma agak wingit karena di nomor itu ada unsur ”darah” Cruijff. Yakni sang anak Jordi. Cruijff sendiri memakai nomor punggung 9 ketika bermain untuk Blaugrana periode 1973–1978.

Kutukan nomor 14 sempat hadir pada periode 1990-an di Barcelona. Lebih tepatnya karena Jordi gagal secemerlan­g bapaknya. Hanya dua musim, periode 1994–1996, Jordi memakainya sebelum akhirnya pindah ke Manchester United. DNA kehebatan sang ayah di lapangan bola rupanya hanya menetes sepersekia­n persen pada kaki-kaki Jordi.

Nomor 14 Barca pada era 2000-an bergantian disablon pada punggung Gerard Lopez (2000–2005), Santiago Ezquerro (2005–2006), Thierry ”Titi” Henry (2007–2010), dan Javier ”El Jefecito” Mascherano (2010–2018).

Mascherano pemain paling sukses bernomor punggung 14 dalam satu dekade belakangan. Meraih 17 trofi dengan masa pengabdian sekitar 7,5 musim, gelar mantan pemain Liverpool itu lengkap. Mulai La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Liga Champions, Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antarklub.

”Saya merasa sangat beruntung. Saya tiba di sini tujuh tahun lalu dengan sejuta mimpi dan kini saatnya terjaga, mimpi sudah usai,” ucap Masche kepada Sport akhir Januari lalu saat tampil di depan publik Camp Nou kali terakhir. ”Saya bertahan lebih lama dari yang saya kira. Jadi, ini saat yang pas untuk berpamitan dan saya akan membawa semua rasa cinta dari tim ini,” tambahnya.

Kalau Coutinho menapaktil­asi Masche, Auba di Arsenal memakai nomor warisan Theo Walcott. Walcott memilih meninggalk­an London Utara dan memulai peruntunga­n di kota pelabuhan Liverpool bersama Everton setelah 12 tahun bersama The Gunners.

Auba dalam wawancara dengan Eurosport mengatakan, bukan Walcott pemilik nomor 14 sebelumnya yang menjadi role model-nya. Penyuka musik hiphop itu menyebut Thierry Henry, top scorer sepanjang masa Arsenal bernomor punggung 14, sebagai panutannya.

”Klub ini memiliki sejumlah sejarah dan pemain besar seperti Thierry Henry. Dia adalah contoh sebagai seorang penyerang,” ucap Auba. ”Dia cepat, mencetak banyak gol, dan saya harus bekerja keras untuk sepertinya,” tambah pemain yang mencetak 141 gol buat Borussia Dortmund tersebut.

Menyamai atau malah melampaui Henry jelas bukan perkara mudah. Walau Auba sudah memulai debut dengan manis. Auba mencetak satu gol di laga pertamanya Minggu lalu (4/2) ketika Arsenal menghancur­kan Everton 5-1.

Henry mencetak 228 gol dalam 377 penampilan bersama Arsenal. Henry pun meraih enam trofi dari sembilan musimnya. Henry adalah bagian skuad Arsenal yang tak kalah selama musim 2003–2004 Premier League.

Lantas bagaimana pemilik nomor 14 di Manchester City sebelum Laporte? Kalau dibandingk­an dengan panjangnya sejarah dan legendaris­nya pemilik nomor 14 Barca dan Arsenal, pemilik nomor 14 di The Citizens itu nothing. Tak ada seujung kuku prestasi Mascherano atau Henry.

Pemilik nomor 14 sebelum Laporte adalah penyerang pesakitan yang kini bergabung dengan Swansea City, Wilfried Bony (2015–2017). Mundur lagi sebelum Bony, ada Javi Garcia (2012–2014), Roque Santa Cruz (2009–2011), Jo (2008–2009), Kiki Musampa (2004–2006), dan Eyal Berkovic (2001–2004). Ada yang kenal nama-nama itu?

Kalau melihat daftar ”nenek moyang” nomor 14 di City, jelas tak ada nama-nama yang melegenda. Justru itu bagus buat Laporte karena tak ada beban histori segunung di punggungny­a. Jadi, kalau Laporte sukses musim ini bersama City di ajang Premier League, Piala FA, Piala EFL, dan Liga Champions, bisa jadi dialah pemain nomor 14 tersukses dan menuju status legenda. (*)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia