Lintasan Ambles, Penumpang Kembalikan Tiket
BOGOR – Tanah longsor di Kampung Maseng, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, mengakibatkan jalur KA Argo Pangrango Bogor–Sukabumi lumpuh total. Rel kereta api di Km 13,800 tersebut ambles dan tidak bisa dilewati. Moda transportasi andalan untuk menghindari macet jalur Bocimi itu tak beroperasi dalam waktu yang belum bisa ditentukan.
Sepanjang hari kemarin (6/2), ratusan penumpang berduyunduyun menukarkan tiket perjalanan di Stasiun Paledang, Kota Bogor. Tiket-tiket itu sebelumnya dipesan secara online untuk perjalanan Bogor–Sukabumi dan sebaliknya. ’’Seharusnya berangkat hari ini (kemarin, Red) jam 1. Dengar kabar longsor, saya pikir tiket hangus. Tapi, ternyata bisa ditukar,’’ ujar Gema Rosita, seorang penumpang, kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).
Bagi warga asli Sukabumi itu, keberadaan KA Pangrango sangat membantu bepergian Bogor–Sukabumi tanpa melalui akses jalur Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi). Sebab, lalu lintas jalur Bocimi terkenal sebagai ’’neraka’’ bagi pengendara karena kemacetan yang kian parah setiap hari.
’’Ada pemandangan juga. Kalau naik kereta bisa lihat jendela, nggak macet atau kepanasan. Enggak kayak naik angkutan umum,’’ tutur mahasiswa Universitas Indonesia tersebut.
Sebelumnya, pengoperasian kereta api jurusan Bogor–Sukabumi pernah terhenti pada 15 Desember 2012. Jalur itu kembali aktif 2013 hingga sekarang. Ada sembilan stasiun yang dilewati, namun tidak semuanya menjadi tempat berhenti kereta untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
KA Argo Pangrango tiga kali hilir mudik Bogor–Sukabumi dalam sehari. Jadwal pemberangkatan dari Bogor adalah pukul 07.50, kemudian pukul 13.10, dan terakhir pukul 18.30. Dari Sukabumi, kereta berangkat pukul 05.15, pukul 10.25, dan pukul 15.45. Harga tiket Rp 20 ribu untuk ekonomi dan Rp 50 ribu untuk kelas eksekutif. KA itu memiliki 50 kursi eksekutif dalam satu gerbong dan 408 kursi penumpang di empat gerbong ekonomi.
PT KAI hanya mengganti tiket 100 persen untuk pemberangkatan 5–8 Februari. Jika diakumulasi, PT KAI sedikitnya kehilangan pendapatan Rp 391.680.000 dari penumpang gerbong ekonomi dan Rp 120 juta untuk kursi penumpang eksekutif.
’’Kami prioritaskan evakuasi bencana dulu. Setelah evakuasi selesai, baru akan dilakukan penanganan perbaikan lokasi yang longsor tersebut,’’ ujar Humas Daop I Jakarta Edi Kuswoyo.