Jawa Pos

Kuota Paspor Penuh Terus, lewat Calo Rp 1,3 Juta

-

AKHIR Januari kami mengurus pembuatan paspor baru untuk anak sebagai persyarata­n calon pramugari. Alamak... setiap login ke web imigrasi, selalu muncul keterangan ’’kuota penuh’’.

Akhirnya aku langsung datang ke kantor imigrasi di Gresik. Petugas memberi tahu bahwa kami harus mendaftar dulu secara online. Kucoba dan terus kucoba, tetap tidak bisa login.

Saat putus asa, datang seorang tukang parkir kantor imigrasi. ’’Mau ngurus paspor ya, Pak?’’ tanyanya.

’’Iya. Emang seperti ini ya sulitnya?’’ ganti aku yang bertanya. ’’Nggak mungkin bisa, Pak. Emang sudah dibuat seperti gini,’’

timpalnya.

’’Kalau Bapak lewat orang itu pasti bisa,’’ kata jukir tersebut sambil menunjuk seseorang. Aku langsung berdiri dan menghampir­i orang yang ditunjukny­a.

Orang itu ternyata siap membantu mengurus paspor. Bahkan, dia bilang besok pagi sudah bisa langsung berfoto. Tapi, biayanya Rp 1,5 juta. Aku pun mencoba untuk nego. Ujungujung­nya tetap kena Rp 1,3 juta. Mau enggak mau dengan berat hati aku sepakat. Soalnya, kami sudah dikejar waktu. Akhirnya paspor tersebut rampung.

Di satu sisi, kami merasa sangat lega. Tapi, di lain sisi ada yang terasa mengganjal. Tolong pihak-pihak terkait dan pemerintah mengkaji ulang proses pembuatan paspor. Sebab, apa yang terjadi sekarang sangat merepotkan dan membebani masyarakat. Apalagi bagi orang-orang yang sangat membutuhka­nnya seperti kami.

ANANG YURIANTO, Perum Bukit Karang, Semanding, Tuban

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia