Sepekan, Bersihkan Empat Tempat Ibadah
Tawarkan Layanan Bersih-Bersih Masjid Gratis
Beramal sekaligus berkontribusi untuk lingkungan. Itulah yang ingin dilakukan Tim Bersih-Bersih Masjid di Surabaya dan sekitarnya. Mereka menyediakan perlengkapan sekaligus tenaga untuk membersihkan masjid-masjid yang membutuhkan. Semuanya secara cuma-cuma.
PAGI hari masjid biasanya masih sepi karena jeda antara salat Subuh dan Duhur lumayan lama. Pada saat-saat itulah, Tim Bersih-Bersih Masjid beraksi. Misalnya, yang terlihat kemarin. Tepat pukul 09.30, tim yang bermarkas di Gayungsari itu tiba di Masjid Baitul Jabbar Semowolaru. Masjid berlantai dua tersebut bakal mereka bersihkan.
Kali ini tim terdiri atas tiga pria yang kebagian tugas bersih-bersih. Satu lagi menjadi pendamping. Empat botol cairan pembersih, tiga buah alat pel, cikrak, sapu, serta mesin penyedot debu dikeluarkan satu per satu dari mobil operasional.
Machsum, 55, sang penjaga masjid, sempat bingung dengan kedatangan mereka. Dia baru tahu bahwa hari itu Tim Bersih-Bersih Masjid akan membantunya. ”Yang lantai 1 sudah saya pel,” ungkap Machsum kepada mereka.
Lantas, dia mengajak tiga pemuda tadi untuk mengecek ruangan di lantai 2. Ruangan-ruangan itu biasa dipakai untuk taman pendidikan Alquran (TPA). Karena masih pagi, Machsum belum sempat membersihkan ruangan tersebut. Setelah mengecek ruangan sebentar, ketiganya langsung memulai bersih-bersih
J
Mereka berbagi tugas. Halim Karnaen Hidayat, 33, membersihkan kamar mandi sekaligus tempat wudu di sisi paling barat. Ruangan tengah yang cukup luas, sekitar 3 x 6 meter, digarap oleh Arida, 26. Muhammad Rizky, 23, membersihkan bagian balkon.
Arida yang membersihkan ruang mengaji begitu gesit saat mengelap jendela. ”Saya memang kerja cleaning service di Malang,” terangnya. Oleh perusahaannya, dia diminta untuk membantu Tim Bersih-Bersih Masjid. Kemarin merupakan hari pertama dia bergabung dengan tim itu.
Arida, Halim, maupun Rizky ”direkrut” karena terbilang mahir untuk urusan bersih-bersih. ”Rekrutmennya, kita memang sounding mau punya program ini. Kita cari yang kompeten,” tutur Kurnia Adi Saputra, pendamping dari Tim Bersih-Bersih Masjid.
Tim itu baru berjalan sekitar sepekan. Masjid Baitul Jabbar adalah masjid keempat yang mereka bersihkan. Tim mereka hanya membersihkan area masjid. Terutama ruangan untuk salat. Jika cukup banyak item yang harus dibersihkan, pekerjaan mereka bisa saja tidak diselesaikan dalam satu hari. ”Paling enggak, dua hari selesai,” jelasnya.
Bersih-Bersih Masjid merupakan program yang dibentuk Matakota, sebuah start-up digital yang baru saja genap berusia setahun. Lantas, mengapa memilih masjid? ”Sempat juga terpikir sekolah. Tetapi, yang semacam itu sudah cukup banyak. Justru masjid yang belum banyak disentuh program CSR di bidang lingkungan,” terang Kurnia.
Tim Bersih-Bersih Masjid kini masih mendatangi semua masjid dan musala yang ingin dibersihkan. Namun, jika semakin banyak yang daftar, lanjut Kurnia, mereka mulai memprioritaskan masjidmasjid yang membutuhkan. Misalnya, masjid tua dan yang kurang terawat.
Bagi yang ingin masjidnya dibersihkan, biasanya takmir atau pengurusmasjidakanmenghubungi tim.Nomorteleponterteradimobil operasional mereka. Atau melalui getok tular. Masjid yang pernah dibersihkan akan menyebarkan nomor telepon mereka. ”Untuk sementara, kita jadwalkan sesuai order yang masuk,” lanjutnya. Tim yangmerekamilikimaksimalenam orangsehinggadalamseharimungkin hanya mampu satu masjid.
Selain itu, meski terdengar remeh, Kurnia menuturkan bahwa pihak masjid sering ”rewel” soal kaca. Sebab, kaca memang tidak bisa dibersihkan sembarangan. ”Kalau asal membersihkan, nanti malah meninggalkan bekas dan jadi buram,” jelasnya. Karena itu, di masjid pertama yang mereka bersihkan, pengurus masjid sempat tidak mau kacanya dibersihkan oleh Tim Bersih-Bersih Masjid. Takut malah jadi buram.
Beruntung, tenaga kebersihan tim itu benar-benar kompeten dan bisa meyakinkan pihak masjid. Malah, lanjut Kurnia, mereka sangat senang dengan hasil pekerjaan tim yang membuat kaca lebih kinclong.
Sebenarnya, banyak yang tertarik untuk memanggil Tim Bersih-Bersih Masjid. Sayangnya, masih banyak yang salah paham. ”Ditanyai, kalau misalnya masjid kami mau dibersihkan, bayarnya pakai apa? Padahal, sudah tertulis gratis,” terang Ardi Santoso, pendamping Tim Bersih-Bersih Masjid lainnya.