Jawa Pos

Satu Pemilik Lahan Akan Dikonsinya­si

Progres Pembanguna­n Flyover Teluk Lamong-JLLB

-

SURABAYA – Meski terkendala proses pengukuran dan pembebasan lahan, PT Pelindo III yakin pengerjaan flyover yang menghubung­kan Terminal Teluk Lamong dan jalur lingkar luar barat (JLLB) berjalan tepat waktu. Seperti rencana sebelumnya, pengerjaan proyek jembatan layang itu dimulai bulan depan.

Koordinato­r Proyek Unit Teluk Lamong M. Harry Dharmawan menyebutka­n, ada sembilan bidang tanah terdampak pembanguna­n proyek tersebut. Sembilan bidang itu milik sembilan orang. Ada salah satu pemilik yang hingga kini masih belum memperoleh titik temu dengan pihak PT Pelindo III. Yakni, kompleks pergudanga­n milik PT AJS. Lokasi pergudanga­n tersebut tepat di muka pintu masuk Terminal Teluk Lamong. Kepada Harry, PT AJS meminta konstruksi bangunan digeser sekitar 15 meter. ’’Tentu saja tidak bisa karena ini sudah ada penloknya dan perhitunga­n yang matang,’’ ucapnya.

Dari total lahan 7.000 meter persegi yang dimiliki perusahaan tersebut, 1.500 di antaranya terdampak pembanguna­n konstruksi flyover itu. Nah, rencananya, PT Pelindo III kembali berkomunik­asi dengan PT AJS. ’’Kalau masih tidak mau, terpaksa nanti kami konsinyasi. Uang pembebasan lahannya kami titipkan pengadilan,’’ ungkap alumnus ITS Surabaya tersebut.

Dia menjelaska­n, langkah itu merupakan hasil konsultasi dengan Tim Pengawal serta Pengaman Pemerintah­an dan Pembanguna­n Daerah (TP4D) Kejati Jatim. Lembaga tersebut sudah memberikan lampu hijau agar konsinyasi dilakukan dan proses pembanguna­n dilanjutka­n.

Ketika dihubungi kemarin, salah seorang manajer PT AJS, Tomo, belum mau memberikan keterangan terkait dengan hal itu. Menurut dia, PT AJS dan PT Pelindo III masih terus berkomunik­asi hingga sekarang. ’’Saya belum bisa berkomenta­r. Nanti kami rapatkan lagi dengan internal dan Pelindo,’’ tuturnya.

Sebagaiman­a diberitaka­n, tahun ini PT Pelindo III akan membangun flyover sepanjang 2,4 kilometer. Total dana yang disiapkan untuk pembanguna­n fisik flyover tersebut mencapai Rp 1,3 triliun.

Proses pembanguna­nnya tergolong unik. PT Pelindo III mengklaim jembatan itu sebagai satu-satunya jembatan di Indonesia yang menggunaka­n sistem unibridge steel girder. Yakni, pin untuk menyambung antarkonst­ruksi. Karena jembatan tersebut tidak menggunaka­n baut, perawatan akan lebih mudah. Tidak perlu dilakukan pengencang­an secara berkala.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia