Latih Kekompakan Tarian Kontemporer
SURABAYA – Di kalangan anak muda, dance menjadi salah satu kegiatan populer. Bukan sekadar olahraga, menari mampu menyatukan passion bagi pencintanya.
Bagi komunitas Heavy Buck Stylez, menari tidak cuma hobi, tetapi juga bisa menjadi wadah untuk berprestasi. Kemarin (6/2) komunitas tersebut berlatih di ruang kaca di pelataran Spazio. Gerakan mereka membuat pengunjung yang hilir mudik menoleh. Empat sisi ruangan memang didesain dengan menggunakan kaca.
Di dalam, degup suara musik mengiringi setiap gerak tubuh gemulai para penari. Kebetulan siang itu jadwal latihan tambahan untuk para penari kontemporer. Mereka sedang mempersiapkan diri mengikuti lomba tari tingkat nasional dalam acara Lit Inspyrox TRDO di Bandung.
’’Kami sekelompok. Biasanya sih latihan malam. Cuma ini mendekati lomba, ya, harus nambah
jadwal,’’ ucap salah seorang dancer
Floretta Charlene. Flo –sapaan Floretta– berlatih bersama Elaine Hanafi dan Wynne Lamounta.
Sudah tiga minggu Flo, Elaine, dan Wynne berlatih tari kontemporer untuk lomba. Elaine merupakan yang paling senior di antara mereka. Perempuan 28 tahun tersebut mendalami tari kontemporer delapan tahun. Sebelumnya, Elaine bergelut dengan balet dan hip hop.
Datang dari latar belakang yang sama, Wynne dan Floretta juga mengawali belajar tari dari balet saat SD. Menyatukan tiga karakter dalam konteks kontemporer menjadi tantangan bagi mereka. ’’Setiap orang punya ciri khas. Bisa dari genre apa pun. Malah justru yang berbeda bisa jadi keunikan,’’ terang Elaine.