Jawa Pos

Dari Salak Pondoh sampai Jeruk Medan

-

Bencana yang cukup mematikan datang silih berganti. Mulai gempa sampai letusan gunung api. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos Bayu Putra dengan pakar gunung api yang juga mantan kepala Pusat Vulkanolog­i dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Ada yang menyebut Indonesia ’’supermarke­t bencana’’.

Saya tidak setuju. Kita nggak pernah jualan kok. (Tapi, terkait dengan gempa) di dunia ini, sejak 2000, ada 12 gempa yang korbannya lebih dari seribu jiwa. Empat ada di Indonesia. Mulai 2004 di Aceh, 2005 di Nias, Jogja tahun 2006, hingga Padang tahun 2009. Pengungsi terbanyak letusan gunung ada di Merapi. Sekitar 1 juta orang.

Indonesia punya ’’koleksi’’ gunung api yang sangat banyak. Apakah Anda mengetahui karakter unik antargunun­g api itu?

Semua proses meletusnya gunung api adalah naiknya magma atau fluida menuju ke permukaan, sampai jebol. Itu saja yang harus dipantau. Dan, cara memantauny­a sama. Lainnya hanya warna-warni.

Gunung api yang batuk tidak hanya membawa masalah, tapi juga berkah. Apa pendapat Anda?

Semua gunung api yang pernah meletus pasti punya produk unggulan. Tidak ada salak pondoh kalau tidak ada Merapi. Jeruk medan ada karena Sinabung. Beras cianjur karena Gunung Gede. Kelud punya nanas yang kecil-kecil itu. Yang harus selalu diingat, gunung api ada lebih dulu daripada manusia. Dia tuan rumahnya. Manusia sebagai tamu harus respek. Saat tuan rumah punya hajat, ya tunggu di luar dulu. Jangan masuk sembaranga­n.

Pernahkah Anda merasakan gempa saat bersama keluarga?

Waktu gempa Tasikmalay­a (15 Desember 2017), saya di lantai 32 (apartemen). Saya tahu gempa itu jauh, tapi saya ingin mengajari anak saya SOP kalau ada gempa. Kami turun. Setelah tiba di bawah, baru saya kasih tahu.

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWAPOS ??
CHANDRA SATWIKA/JAWAPOS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia