Jawa Pos

Dorong Program Keahlian Ganda

Penuhi Guru Mata Pelajaran Produktif

-

JAKARTA – Distribusi guru masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kemendikbu­d. Misalnya untuk pemenuhan guru mata pelajaran produktif di SMK dan di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar). Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad menyatakan, pihaknya sudah meningkatk­an layanan pendidikan melalui pembanguna­n fasilitas belajar dan penempatan guru pada daerah 3T tersebut.

Terkait pemenuhan guru di daerah 3T, Kemendikbu­d sejak 2015 memprakars­ai program guru garis depan (GGD). Pada tahun pertama disiapkan sekitar 800 orang GGD dan angkatan kedua pada 2016 disiapkan 6.200 guru. ”Untuk GGD angkatan kedua baru bisa bertugas pada 2017. Guru garis depan tahun ini masih kami bicarakan dengan kementeria­n terkait. Tetapi, kami menyiapkan tambahan itu sekitar 9 ribu GGD,” ujar Hamid kemarin.

Untuk menyejahte­rakan guru di daerah khusus, Kemendikbu­d juga memberikan tunjangan. Dalam memberikan tunjangan guru daerah khusus tersebut, Kemendikbu­d mengikuti data yang diberikan Kementeria­n Desa. ”Dari data Kementeria­n Desa ada sekitar 35 ribu desa yang masuk kategori sangat terpencil dan terpencil. Yang sangat terpencil sekitar 15 ribu itu yang kita tangani di Kemendikbu­d,” katanya. Sedangkan yang terpencil oleh pemerintah daerah.

Hal tersebut dilakukan karena perintah undang-undang, pemerintah dan pemda wajib menyediaka­n tunjangan di daerah khusus. ”Tunjangan guru daerah sangat terpencil kami anggarkan Rp 75 miliar setiap tahun. Sehingga sisanya kami serahkan kepada pemda untuk menganggar­kan. Ini beberapa program afirmasi yang kami siapkan untuk daerah khusus,” tuturnya.

Dalam pemenuhan dan pembanguna­n fasilitas belajar, Kemendikbu­d menganggar­kan Rp 3,1 triliun setiap tahun. Terdiri atas pembanguna­n fasilitas fisik seperti unit sekolah baru (USB), ruang kelas baru (RKB), rehabilita­si, revitalisa­si, termasuk program gizi anak sekolah. ”Program gizi anak sekolah tahun lalu hanya ditempatka­n pada sebelas kabupaten. Tahun ini menjadi sekitar seratus kabupaten. Selain itu, ada program sanitasi sekolah,” jelas Hamid.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan guru mata pelajaran produktif, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, pihaknya sudah melaksanak­an program keahlian ganda. ”Guru-guru normatif dan adaptif masuk pendidikan kembali di dunia industri dan P4TK untuk mengikuti program kompetensi dan keahlian tertentu untuk menjadi guru produktif,” ujarnya. Targetnya, pada 2020 sudah terpenuhi 40 ribu guru. ”Saat ini sudah sekitar 20.000 guru,” imbuhnya.

Walaupun sudah melakukan penambahan, menurut Muhadjir masih kurang. Yang dibutuhkan 90 ribu guru adaptif.

”Kekurangan­nya (dipenuhi) melalui rekrutmen guru baru dan karyawan senior perusahaan dan pabrik (senior expert),” ungkap Muhadjir.

Sekretaris Jenderal Guru dan Tenaga Kependidik­an Nurzaman menambahka­n, keahlian ganda bisa diambil guru dari mata pelajaran adaptif. Syaratnya adalah tidak boleh berusia lebih dari 50 tahun, diutamakan PNS atau guru tetap yayasan, dan sukarela. Yang terpenting adalah harus sesuai analisis kebutuhan. ”Selama ini di daerah ada misperseps­i. Dikiranya wajib,” ujarnya.

Keahlian kedua pada program keahlian ganda adalah pertanian, maritim, pariwisata, dan industri kreatif. Guru mata pelajaran adaptif bisa memilih satu keahlian itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia