Melayu &Batak
SURABAYA – Pesta pernikahan beratribut adat terus diminati para mempelai di Surabaya. Misalnya pada pernikahan Addy Indrasakti dengan Yulaika Shasfi Lubis.
Perpaduan adat Melayu dan Batak begitu kental dalam pernikahan Addy dan Aika, sapaan akrab Yulaika. Mereka menghelat akad nikah sekaligus resepsi per- nikahan dengan nuansa pesta adat pada Kamis lalu (21/1) di The Empire Palace Surabaya.
Aika memiliki darah Batak dari orang tuanya, Asfian Basri Lubis dan Rabiah Rangkuti. Sementara itu, Addy memiliki silsilah keturunan etnis Melayu dari ayah-ibunya, Hasan dan Sitti Hiddjrah. Alhasil, konsep pernikahan yang mema- dukan antara adat Melayu dan Batak pun dilakoni Addy dan Aika.
’’Aku sih yang kepingin banget pakai adat. Karena menurutku kebaya putih itu sudah biasa dan nggak menjelaskan identitas aku yang sebenarnya,’’ ujar Aika kemarin (8/2).
Rangkaian acara pernikahan mereka menyertai berbagai peristiwa penting dalam masyarakat Batak maupun Melayu. Salah satunya pemberian tepung tawar. Itu adalah simbol pemberian doa dan restu bagi kesejahteraan kedua pengantin, di samping sebagai penolakan terhadap bala dan gangguan. ’’Intinya, ada semacam ramuan dari berbagai bahan yang kemudian disiramkan atau dipercikkan ke tubuh pengantin,’’ papar Septyan Danang Pradypta, project manager Mahar Agung Organizer.
Sedangkan, pasangan Egi Rifki Yuda Arian dan Herlinda Ayunita yang menghelat pernikahan akhir Januari lalu memilih menggunakan pakaian adat. Pilihannya, pengantin Palembang aesan gede yang melambangkan keagungan Kerajaan Sriwijaya. ”Kalau Palembang itu dominan merah emas, terasa mewahnya,” sebut Nur Hidayati, perias Linda –panggilan akrab Herlinda Ayunita.
Karena Linda menggunakan hijab, perias 45 tahun itu memodifikasi sanggul yang digunakan.