Jawa Pos

Kerja Keras Kejar Ganjar

Melihat Persaingan Head-to-Head di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah

-

Tensi politik dalam pilgub Jateng makin hangat. Dua kubu yang bersaing, Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said (SS)-Ida Fauziyah, saling mencari celah untuk merebut suara publik.

KERJA keras harus dilakukan koalisi partai pengusung pasangan calon (paslon) Sudirman-Ida. Sebab, lawan mereka adalah gubernur incumbent yang sangat dikenal publik Jateng. Sebelum coblosan berlangsun­g pada 27 Juni, mereka harus benar-benar memeras keringat untuk mengejar popularita­s Ganjar-Taj Yasin. Apalagi, nama Sudirman belum begitu populer di Jateng.

Hal tersebut disadari betul oleh Abdul Wachid, ketua tim pemenangan Sudirman-Ida. Meski begitu, dia tetap optimsitis mampu mengubah opini tersebut. ”Kami maklum kalau mereka (masyarakat, Red) bilang Pak Sudirman tidak punya kans menang. Ngomong seperti itu tidak salah. Tapi, masih ada 140 hari masa kampanye. Lihat saja nanti,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Semarang Kamis lalu (8/2).

Pria yang juga menjabat ketua DPD Partai Gerindra Jateng itu mengatakan, berdasar rangkuman hasil survei yang dipelajari­nya, pemilih loyal Ganjar hanya berkisar di angka 30 persen. Artinya, Sudirman-Ida masih punya kesempatan merebut 70 persen. ”Calonnya kan hanya dua. Head-to-head. Yang 70 persen itu bisa kami rebut,” paparnya.

Meski begitu, Wachid mengakui, hingga menjelang penetapan paslon oleh KPU, angka popularita­s Sudirman bila dibanding dengan Ganjar masih tertinggal. Karena itu, pihaknya tengah mencari formula yang pas agar gerakan memopulerk­an Sudirman-Ida bisa efektif.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengakui bahwa paslon mereka, Ganjar-Taj Yasin, sering disebut lebih diunggulka­n oleh beberapa survei. Namun, dia meminta semua organ pendukung Ganjar-Taj Yasin tidak berleha-leha dan meremehkan kekuatan lawan. ”Apa pun kondisinya, kami tetap waspada, nggak boleh takabur, nggak boleh riya, nggak boleh congkak,” jelasnya.

Kekuatan parpol koalisi yang melibatkan PDIP, PPP, Nasdem, Demokrat, Golkar, dan Hanura harus dijaga. Bahkan, di internal PDIP sendiri, harus bisa dipastikan tetap terjaga. Sebab, banyak kader yang kecewa karena tidak mendapat rekomendas­i dari partai.

Rekomendas­i dari Ketua Umum Megawati Soekarnopu­tri justru jatuh pada kader partai lain yang tidak ikut mendaftar di PDIP.

Menurut Pacul, itu wajar dan tidak akan berlangsun­g lama. ”Kader PDI Perjuangan itu tegak lurus, kecewa paling sebentar. Kalau ketua umum bilang A, ya A semua. Kalau merasa hebat kemudian keluar dari PDIP, tewas dia,” katanya.

Bagaimana dengan kasus e-KTP yang ikut menyeret Ganjar sebagai saksi? Pacul tak mengkhawat­irkan nya. Alasannya, sebelum menunjuk Ganjar sebagai calon gubernur, tentu sudah dilakukan observasi mendalam. ”Status Ganjar itu kan sebagai saksi. Tentu PDIP dalam mencalonka­n Ganjar sudah berhitung. Bagaimana pengakuan Pak Ganjar dan hasil observasi PDIP, kemudian ditunjuk Ganjar,” katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia