Jawa Pos

Baca Berita Kurang Benar, Langsung Komentar

HARJOKO TRISNADI

-

Usianya sudah mencapai 87 tahun. Namun, minat dan komitmenny­a terhadap perkembang­an pers di tanah air tak pernah padam. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos Sahrul Yunizar dengan tokoh pers senior yang juga pendiri Tempo kemarin (9/2). Selamat atas Penghargaa­n Pengabdian Bidang Pers pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini.

Terima kasih atas perhatian dari panitia, sudah menghargai senior-seniornya. Antara lain Pak Fikri (Jufri) dan saya sebagai pendiri Tempo.

Penghargaa­n ini dipersemba­hkan untuk siapa?

Saya sulit karena banyak. Katakanlah P.K. Ojong. Tapi, dalam perkembang­annya, saya banyak belajar juga, misalnya (dari) Pak Goenawan Mohamad, juga dari Pak Dahlan Iskan.

Apa kesan khusus terhadap mereka?

Ya, kalau saya, ya tentunya guru pertama saya. Yaitu almarhum P.K. Ojong yang namanya tercatat sebagai pendiri Kompas. Dulu dia pemimpin redaksi majalah Star Weekly. Saya masuk di situ 1952. Jadi, kalau dihitung sampai sekarang, saya udah 66 tahun lho kerja di bidang pers. Karena sampai sekarang ya saya masih di Jawa Pos, masih di Tempo. Dan jabatan saya saat ini adalah presiden komisaris PT Grafiti Pers. Perusahaan induk yang menaungi Tempo, Jawa Pos, juga The Jakarta Post dan majalah SWA.

Sampai sekarang masih suka menulis?

Saya tidak menulis. Tapi, saya banyak kasih komentar. Saya baca, kalau saya lihat ada yang kurang benar, ya saya selalu komentar. Saya lupa kalau nanti lama-lama. Saya baca, lho kok begitu ya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia